Manajer TI Coca Cola Ditangkap karena Terlibat ISIS
DHAKA,SATUHARAPAN.COM – Seorang manajer Teknologi Informasi (TI) di anak perusahaan Coca Cola Co adalah satu dari dua orang yang ditangkap di Bangladesh karena dicurigai merencanakan untuk pergi ke Suriah bergabung dengan kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Demikian pernyataan dari polisi maupun sumber-sumber di perusahaan itu pada hari Senin (25/5) sebagaimana dilansir oleh Reuters.
Pasangan itu ditangkap pada hari Minggu (24/5) malam kata Sheikh Nazmul Alam, seorang pejabat polisi senior. Salah satunya, Aminul Islam, adalah kepala teknologi informasi dari sebuah perusahaan multinasional, dan bekerja sebagai koordinator regional untuk ISIS, sementara yang lain, Sakib Bin Kamal, adalah seorang guru di sebuah sekolah di Dhaka, tambahnya.
Seorang pejabat polisi dan sumber perusahaan mengatakan kepada Reuters bahwa Aminul Islam bekerja di International Beverages Private Ltd (IBPL), sebuah unit Coca-Cola. Sumber perusahaan, yang meminta anonimitas karena sensitivitas kasus, mengkonfirmasi pria yang ditangkap adalah kepala TI, dan mengatakan ia telah absen dari kerja selama beberapa hari.
Dalam sebuah pernyataan, anak perusahaan Coca Cola mengatakan bahwa pihaknya mengetahui adanya laporan media bahwa salah seorang karyawan mereka, Aminul Islam Baig, telah ditangkap. "Kami akan bekerja sama sepenuhnya dengan lembaga penegak hukum sebagaimana diharuskan," katanya.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa Aminul Islam Baig adalah karyawan dari IBPL," kata juru bicara Coca-Cola melalui email. "Kami bekerja sama sepenuhnya ... dengan lembaga penegak hukum mengenai hal ini."
Alam mengatakan para tersangka telah mengakui telah membujuk setidaknya 25 siswa untuk bergabung dengan ISIS.
Setidaknya 12 orang telah ditangkap di Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir karena diduga terlibat dengan ISIS. Laporan mengenai perkembangan kelompok ini telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh Asia Selatan.
Masih belum jelas apakah militan yang mengorganisir diri mereka dibawah nama ISIS bertindak sendiri atau sebagai bagian dari inisiatif terpusat dari Timur Tengah.
Bangladesh, yang penduduknya sekitar 90 persen Muslim, sudah waspada. Tiga blogger sekuler, termasuk seorang warga negara AS, Avijit Roy, telah dibunuh oleh kelompok ISIS sejak Februari.
Dalam perkembangan terpisah, Senin, Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa Ansarullah Bangla Team, sebuah kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan tersebut, merupakan organisasi terlarang.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...