Mantan Anggota ISIS Asal Kanada Mengaku Bersalah
VIRGINIA, SATUHARAPAN.COM-Seorang warga negara Kanada yang melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok Daesh (sebutan ISIS dalam bahasa Arab) hampir satu dekade lalu mengaku bersalah pada hari Jumat (10/12) karena melayani sebagai salah satu propagandis berbahasa Inggris yang lebih menonjol dari organisasi tersebut.
Mohammed Khalifa, 38 tahun, mengaku bersalah berkonspirasi untuk memberikan dukungan material kepada organisasi teroris asing yang ditunjuk, yang mengakibatkan kematian, pada sidang di Pengadilan Distrik Amerika Serikat di Alexandria. Hakim Distrik AS, TS Ellis, menerima pengakuan itu.
Menurut catatan pengadilan, Khalifa meninggalkan Kanada ke Suriah pada 2013 setelah terinspirasi oleh ceramah Anwar Al-Awlaki, seorang ulama AS yang kemudian menjadi tokoh terkemuka di Al-Qaeda.
Jaksa mengatakan Khalifa berperan dalam dua video propaganda kelompok Daesh yang terkenal – “Flames of War”pada tahun 2014 dan “Flames of War II” pada tahun 2017, yang dirancang untuk merekrut orang Barat untuk bergabung dengan kelompok Daesh atau untuk membunuh orang Barat sebagai bagian dari kampanye perang suci internasional.
Khalifa juga bertempur di medan perang, menurut jaksa. Dia ditangkap oleh Pasukan Pertahanan Suriah pada tahun 2019 dan ditahan di luar negeri sampai dia dibawa ke Virginia awal tahun ini untuk menghadapi dakwaan.
Menurut pernyataan tertulis FBI, Khalifa mengatakan kepada agen FBI bahwa dia berharap akan dikirim ke kamp pelatihan Daesh ketika dia bergabung dengan organisasi tersebut pada akhir tahun 2013. Sebaliknya, dia direkrut untuk bergabung dengan departemen media organisasi itu karena kemampuan bahasa Inggrisnya, dan menghabiskan hampir lima tahun sebagai pemimpin dalam unit propaganda berbahasa Inggris mereka, katanya.
Pernyataan tertulis mengatakan Khalifa meriwayatkan banyak video selain "Flames of War" dan sekuelnya, yang menunjukkan para tahanan dieksekusi dan dipenggal kepalanya. Dalam video lain, berjudul “Di dalam Khilafah,” Khalifa mendesak pendengar, jika mereka tidak dapat melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok teroris, untuk “meneror orang-orang kafir dengan jihad Anda di luar khilafah dengan menargetkan mereka dan menumpahkan darah mereka. .”
Khalifa mengatakan kepada agen bahwa dia ditangkap pada Januari 2019 ketika dia menentang perintah Daesh untuk melarikan diri dari pasukan Suriah yang bergerak maju di Shafaa, Suriah. Sebaliknya, katanya, dia melancarkan serangan tunggal terhadap Pasukan Pertahanan Suriah, menyerah setelah senapan AK-47-nya yang macet.
Dalam rilis berita yang mengumumkan pengakuan bersalah, jaksa federal mengatakan video “Flames of War”termasuk adegan Khalifah bertopeng mengeksekusi tentara Suriah yang berbeda di masing-masing dari dua video, sementara anggota Daesh bertopeng lainnya juga menembak para tahanan yang berlutut di depan masing-masing dari mereka.
Khalifa dijadwalkan akan mendengarkan divonis pada 15 April. Dia menghadapi hukuman maksimal penjara seumur hidup. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...