Mantan Bos Lapangan Banteng Timur Kini Jaga Sektor Maritim
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Rizal Ramli, ekonom yang pernah menjabat beberapa posisi menteri seperti Menteri Keuangan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian saat Presiden masih dijabat Abdurrahman Wahid – kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo.
Rizal Ramli termasuk salah satu pejabat yang resmi dilantik pada Rabu (12/8) di Istana Kepresidenan, Jakarta, pelantikan tersebut termasuk dalam proses reshuffle Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Rizal Ramli pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Rizal sendiri juga pernah aktif dalam berbagai organisasi para intelektual seperti Komite Bangkit Indonesia (KBI) dan ECONIT Advisory Group. Di KBI dia adalah pendiri sekaligus ketua. Sementara dalam ECONIT Advisory Group, dia menjadi Managing Director dan bekerja sama dengan beberapa ekonom kondang seperti Laksamana Sukardi dan Kwik Kian Gie.
Laki-laki yang lahir 1953 di Sumatera Barat ini menempuh pendidikan tinggi antara lain di Institut Teknologi Bandung dengan pilihan Program Studi Fisika, Ramli menamatkan studi doktoral di bidang Ekonomi di Universitas Boston, Amerika Serikat.
Pada 2013, saat sudah tidak menjabat Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Rizal Ramli pernah meminta pemerintah meningkatkan peran Bulog agar tidak hanya mengurusi beras.
“Sebaiknya Bulog juga diberi wewenang mengurusi gula, jagung, kedelai, dan daging sapi. Ini bukan monopoli, tapi hanya untuk stabilisasi harga. Reposisi Bulog justru untuk mengurangi dominasi pengusaha-pengusaha yang beroperasi bagai kartel di sejumlah komoditas tertentu,” kata Ramli kala itu.
Ramli berpendapat bahwa kebijakan tersebut bisa menanggulangi dominasi kartel yang selama ini sangat merugikan negara dan rakyat Indonesia.
Lagi pula, dengan perluasan peran dan fungsi ini, Bulog akan memperoleh pendapatan lebih baik sehingga bisa mengurangi subsidi pemerintah.
Dalam kaitannya dengan Kabinet Kerja yang dipimpin Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Rizal Ramli pernah mengusulkan agar Kabinet Kerja memiliki arah kebijakan yang jelas.
"Kalau hanya kerja, kerja, kerja, tapi ideologi tidak jelas buat apa," kata dia, dan menambahkan ketika itu, di kabinet Jokowi lebih banyak hasil kompromi politik.
Selain itu, Rizal pernah berkomentar bahwa rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi bisa menjadi "bumerang" bagi pemerintahan Presiden RI terpilih Joko Widodo.
Reshuffle Kabinet
Presiden Joko Widodo dan wakilnya, Jusuf Kalla mengangkat lima nama baru dan menggeser satu sosok dari posisi sebelumnya.
Selain nama Rizal Ramli terdapat empat nama baru lainya yang mengisi Kabinet Kerja sisa periode 2014-2019 yakni Thomas Lembong yang menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel, Darmin Nasution menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian menggantikan Sofyan Djalil, lalu Pramono Anung menjadi Sekretaris Kabinet menggantikan Andi Widjajanto, kemudian Luhut Binsar Pandjaitan yang merangkap jabatan sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.
Sedangkan sosok yang bergeser dari posisi sebelumnya adalah Sofyan Djalil yang berpindah kantor ke Taman Suropati menjadi Kepala Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago. (Ant/itoday.co.id/liputan6.com)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...