Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 19:14 WIB | Sabtu, 05 Maret 2016

Mantan Kabais: Ilustrasikan Pemberantasan Teroris dengan Pemadaman Api

Ilustrasi. Indonesia Terancam Terorisme Radikalisme. (Karikaturis: Pramono Pramoedjo)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Laksda (Purn) Soleman B Ponto, mengatakan untuk memberantas terorisme harus diketahui terlebih dahulu unsur-unsur yang membentuknya. Dengan mengetahui unsur pembentuk terorisme, menurutnya, akan mudah untuk melakukan pemberantasannya.

Dia pun mengilustrasikan pemberantasan terorisme dengan proses pembuatan api. Untuk membuat api, harus menggosok kayu hingga panas, kemudian di tempat yang panas itu diletakkan bahan yang mudah terbakar, seperti jerami. Api itu akan menyala apabila ada tiga unsur yang bertemu, yaitu panas, bahan bakar, dan oksigen.

“Yang dilakukan itu sebenarnya adalah mempertemukan panas, hasil dari gosokan kayu, bahan bakar, jerami dan oksigen yang ditiupkan,” kata Soleman dalam keterangan tertulis yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, hari Sabtu (5/3).

Sebaliknya, dia melanjutkan, guna memadamkan api yang harus dilakukan adalah menyiramnya dengan air. Penyiraman ini pada dasarnya adalah untuk memisahkan panas dari dua unsur pembentuk lainnya, yaitu bahan bakar dan oksigen.  Artinya, untuk memadamkan api itu cukup dengan mengambil atau meniadakan salah satu dari unsur pembentuk api, misalkan panas.

“Demikian juga bila bahan bakar atau oksigen yang dihilangkan, api juga akan padam. Tapi harus diingat, apabila api yang akan dipadamkan itu berada di dalam ruangan tertutup dan kita juga sedang berada di dalam ruangan itu, maka bila untuk memadamkan api itu oksigen yang diambil, selain api akan padam, kita juga akan mati lemas karena kekurangan oksigen,” ujar dia.

“Itulah sebabnya sangat jarang api dipadamkan dengan mengambil oksigen, karena akan ada masalah baru,” dia menambahkan

Pemberantasan Terorisme

Berangkat dari hal tersebut, Soleman mengatakan untuk memberantas terorisme, cukup menghentikan pembentukan salah satu unsurnya saja. Dimana, kata dia, ada sembilan unsur pembentuk terorisme, yaitu pemimpin, tempat latihan, jaringan, dukungan logistik, dukungan keuangan, pelatihan, komando dan pengendalian, rekrutmen, serta daya pemersatu.

“Untuk memadamkan terorisme, cukup menghilangkan salah satu dari unsur pembentuk terorisme. Misalkan unsur uang yang dihilangkan, maka tidak ada uang untuk membeli bahan peledak, tidak akan mungkin seorang teroris dapat melakukan pemboman,” katanya.

Kemudian, dia lanjut mencontohkan, menghentikan unsur dukungan logistik. Menurutnya, langkah ini juga tepat, karena tanpa dukungan logistik yang memdai, para teroris tidak akan mendapatkan bahan peledak. Demikian pula bila unsur tempat latihan yang dihilangkan, maka para teroris tidak bisa berlatih untuk meningkatkan kemampuan mereka.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home