Mantan Ketum PIKI Ingin Baktinendra Teruskan Ide Lama

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum (Ketum) Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) yang baru diharap meneruskan beberapa ide yang belum terlaksana dari kepengurusan PIKI yang lama.

“Salah satu agenda kajian dari sejarah, dan  kita telah melakukan lobi-lobi kepada pemerintah tentang pembentukan Komisi Nasional Ideologi Negara, sekarang ide ini kami wariskan kepada kepengurusan DPP (Dewan Pimpinan Pusat) yang baru,” kata Mantan Ketua Umum Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI), Cornelis D. Ronowidjojo pada  acara Ibadah Syukur dan Serah Terima Jabatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PIKI, yang berlangsung di Lantai 6 Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika, Jakarta, Sabtu (20/6). 

Cornelis mengatakan dahulu bersama dengan kepengurusan yang lama telah melakukan lobi ke Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat tentang hal tersebut.

“Salah satu agendanya Pancasila disahkan sebagai dasar negara,” kata Cornelis.

“Menurut saya bahwa PIKI dalam partisipasi di tengah-tengah permasalahan bangsa harus tetap menjunjung tinggi Pancasila,” kata dia.

“Oleh kaerna itu pancasila yang sudah lama mati harus dihidupkan lagi,” kata dia.

Cornelis Puji Baktinendra

Cornelis mengucapkan selamat bekerja kepada Ketua Umum PIKI yang baru, Baktinendra Prawiro, karena dahulu almarhum ayahanda Baktinendra, Radius Prawiro, mantan Menteri Ekonomi Keuangan dan Industri pada masa pemerintahan Presiden Soeharto merupakan salah satu pendiri PIKI.

“Saya rasa estafet kepemimpinan dari beliau (alm. Radius Prawiro) sudah sangat tepat,” kata dia.

Terpilihnya Baktinendra Prawiro Sebagai Ketua Umum

Pada pemberitaan satuharapan.com akhir Maret 2015 menyebut Baktinendra Prawiro - kala itu masih menjabat Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) – dinyatakan  terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PIKI periode 2015-2020.

Setelah terpilih, kala itu Baktinendra berharap PIKI ke depan mewujudkan lebih baik bagi bangsa negara dan bagi Gereja Tuhan di Indonesia.

Editor : Bayu Probo