Mantan Menhan Australia Cermati RI Pasca Vonis Ahok
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Salah seorang pemikir kebijakan luar negeri Australia yang paling dihormati mengatakan ia akan mengamati Indonesia dengan saksama selama 18 bulan ke depan untuk melihat apakah ekstremisme merayap ke dalam politik arus utama negara ini.
Menteri Pertahanan Australia yang hari Jumat kemarin pensiun setelah lebih dari setengah abad berada pada pusat pembuatan kebijakan pertahanan dan luar negeri Australia, Dennis Richardson, mengatakan dirinya mengikuti dengan cermat Pilkada DKI Jakarta baru-baru ini serta pemenjaraan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Dennis Richardson yang juga pernah bertugas di Kedutaan Australia di Indonesia mengatakan sulit untuk memberikan jawaban yang tepat akan masa depan Indonesia.
"Ini adalah pertanyaan apakah mereka (Indonesia, Red) berusaha mengendarai harimau dan membawanya ke politik arus utama atau apakah mereka berusaha mempertahankannya di pinggiran," kata Richardson kepada National Press Club di Canberra pada hari Jumat (11/05), dikutip dari sbs.com.
"Saya tidak tahu jawaban untuk itu - saya pikir terlalu dini untuk memberikan jawaban - tapi saya pikir itu adalah akhir yang tajam dari apa yang seharusnya kita awasi."
Richardson mengatakan ekstremisme secara historis terbatas hanya di pinggiran masyarakat Indonesia dan mayoritas rakyatnya sangat toleran, pemurah dan pluralistik.
"Saya dulu senang memberitahu orang Amerika, ketika saya berada di sana, bahwa saya pernah tinggal di negara Muslim terbesar di dunia dan saya dapat mengucapkan selamat hari Natal kepada orang-orang," katanya.
"Saya tidak perlu menggunakan istilah Happy Holiday."
Editor : Eben E. Siadari
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...