Mantan Presiden Prihatin Munculnya Ektremis di Maladewa
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Mantan Presiden Maladewa, Mohamed Nasheed, mengkhawatirkan keselamatannya setelah menerima ancaman pembunuhan dari para ekstrimis Islam saat dia mengunjungi Inggris. Demikian pernyataan dari kantornya, hari Minggu (5/10).
Nasheed digulingkan oleh sebuah aksi yang disebutnya kudeta yang didukung oleh kelompok radikal Islam pada Februari 2012. Dia menerima ancaman pembunuhan terbaru ketika menghadiri konvensi Partai Konservatif pekan lalu.
"Ancaman ini adalah salah satu dari serangkaian ancaman dari ekstremis Islam," kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan bahwa ancaman itu disampaikan melalui menelepon menyusul penyerbuan markas partainya, Partai Demokrat Maladewa, serta rumahnya di ibu kota negara kepulauan itu, di Pulau Male.
Nasheed menegaskan kembali kekhawatirannya dengan meningkatnya fundamentalisme dan intoleransi di Maladewa, terutama belakangan ini di mana kelompok Islamis menggunakan geng-geng kriminal untuk melakukan kejahatan terhadap kekayaan alam negara itu," kata pernyataan itu.
Dia menuduh polisi Maladewa gagal menindak kekerasan terkait dengan ekstremis agama yang muncul di negara kepulauan di Samudera Hindia itu.
Kantor Nasheed mengatakan bahwa Polisi Metropolitan Inggris tengah menyelidiki pengaduannya itu.
Maladewa dikenal sebagai negara kepulauan dengan pantai yang indah serta pulau-pulau karang yang terpencil. Negara itu juga terkenal dengan hasil madunya. Negara berpenduduk sekitar 390.000 jiwa itu mulai terganggu dengan meningkatnya intoleransi agama. (AFP)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...