Manuel Valls Kecam Insiden Pengrusakan Stadion Allianz Riviera
NICE, SATUHARAPAN.COM – Menteri Dalam Negeri Prancis, Manuel Valls beserta Menteri Pemuda dan Olahraga, dan Pendidikan Populer, Valerie Fourneyron pada Minggu (24/11) malam menyatakan mengacam keberadaan para perusuh yang berbuat onar sebelum pertandingan dimulai pada kompetisi Liga Prancis, di Stadion Allianz Riviera, Nice, yang berlangsung pada Minggu (24/11) sore.
Pertandingan yang digelar di stadion tersebut adalah partai antara Nice melawan tamunya, Saint Etienne. Sama dengan pernyataan sikap Valls, Valerie Fourneyron selaku Menteri Olahraga, Pemuda, Pendidikan Populer dan Kehidupan Masyarakat mengutuk dalam istilah terkuat insiden serius yang terjadi sebelum pertandingan tersebut, dan setelah menghadiri yang menyebabkan sembilan terluka.
Kementerian Pemuda dan Olahraga Prancis mengambil sikap bahwa perilaku kekerasan ini tidak dapat diberantas begitu saja, dan insiden ini jelas menunjukkan bahwa perilaku kekerasan dari pendukung garis keras klub tertentu masih belum dapat diberantas di Liga Prancis.
Manuel Valls dan Valerie Fourneyron sama-sama mengambil sikap bahwa mereka yang bertanggung jawab bentrokan hari itu dengan cepat diidentifikasi sehingga mereka menjawab atas tindakan mereka sebelum Justice. Menteri Dalam Negeri dan Olahraga akhirnya mengambil sikap bahwa pendirian harus terus membimbing memerangi aksi kekerasan dari para pendukung sebuah tim fanatik olahraga.
Tindakan brutal yang berupa pelemparan kursi yang dilakukan beberapa penonton dari arah tribun suporter tamu, Saint Etienne turut berpengaruh kepada penampilan Nice, sejumlah bangku rusak di stadion yang baru saja diresmikan pada 2013 tersebut. Mereka tumbang 0-1 dari tamunya tersebut.
Jean-Pierre Rivere, presiden Nice meminta tindakan tegas sehubungan dengan kekerasan tersebut. Jean-Pierre Rivere mengatakan situasi ini membutuhkan penanganan tepat dari pihak keamanan, setelah pertandingan ini sembilan orang yang berbuat onar terluka dan kini menurut Kementerian Dalam Negeri, sembilan orang tersebut dipulangkan ke Saint Etienne untuk diamankan kepolisian Saint Etienne.
“Aku tak percaya tindakan anarkis terjadi di stadion ini, sebelumnya tidak pernah ada kejadian seperti ini di stadion ini, aku sangat tidak suka tindakan seperti itu di sepakbola, apalagi kalau kita berjuang untuk sebuah pertandingan, yang tidak hanya disaksikan pria tetapi juga wanita dan anak-anak. LFP (Asosiasi Liga Prancis) harus memikirkan solusinya,” kata Rivere.
Frederic Thiriez selaku presiden LFP mengatakan saat ini cukup banyak yang harus diperbaiki dari sepakbola Prancis.
“Saya pikir kerusuhan semacam ini sudah cukup banyak, dan beberapa orang yang mengaku sebagai suporter saat ini tidak menyadari mereka merusak citra sepakbola,” kata Thiriez.
Thiriez mengatakan saat ini pihaknya akan terus berkoordinasi intensif dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pemuda Olahraga dan Pendidikan Populer Prancis.
“Saya ingin mereka sadar bahwa ini adalah sebuah kesalahan dalam sepakbola, saya ingin lebih banyak meeting (dengan kementerian terkait) dalam kerangka sepak bola, dan bagaimana prosedur pengamanan bagi para pendukung tim lawan,” lanjut Thiriez. (soccerway.com/sports.yahoo.fr/ lequipe.fr)
Editor : Bayu Probo
BRIN: Duri Landak dapat Jadi Gel Penyembuh Luka
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset terhadap manfaat ...