Maroko Tiga Hari Berkabung, Korban Gempa Telah Mencapai Lebih dari 2.000
RABAT, SATUHARAPAN.COM-Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang melanda Maroko meningkat menjadi 2.012 orang yang dilaporkan televisi pemerintah hari Minggu (10/9) pagi mengutip kementerian dalam negeri.
Jumlah korban luka bertambah menjadi 2.059 orang, termasuk 1.404 orang yang berada dalam kondisi kritis, tambahnya.
Kementerian dalam negeri Maroko mengatakan pada Sabtu pagi bahwa sebagian besar kerusakan terjadi di luar kota besar dan kecil.
Warga Maroko memposting video yang menunjukkan bangunan-bangunan menjadi puing-puing dan debu, dan bagian dari tembok merah terkenal yang mengelilingi kota tua di Marrakesh, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, rusak. Wisatawan dan warga lainnya memposting video orang-orang berteriak dan mengevakuasi restoran di kota saat musik klub diputar.
Media lokal melaporkan bahwa jalan-jalan menuju kawasan pegunungan di sekitar pusat gempa dipenuhi kendaraan dan diblokir oleh bebatuan yang runtuh, sehingga memperlambat upaya penyelamatan.
Tiga Hari Berkabung
Maroko pada Sabtu mengumumkan tiga hari berkabung nasional. “Tiga hari berkabung nasional telah diputuskan, dengan pengibaran bendera setengah tiang di semua bangunan umum,” kata sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi MAP setelah Raja Mohammed VI memimpin pertemuan untuk membahas bencana tersebut.
Pertemuan tersebut diadakan setelah gempa bumi yang terjadi pada Jumat (8/9) malam, yang merupakan gempa paling mematikan yang melanda negara Afrika Utara dalam beberapa dekade terakhir, terjadi di barat daya pusat wisata Marrakesh.
Setelah diberi pengarahan oleh para pejabat, raja memerintahkan pembentukan segera sebuah “komisi yang bertanggung jawab atas penerapan program rehabilitasi dan bantuan darurat untuk membangun kembali perumahan yang hancur di daerah bencana” dan “perawatan orang-orang yang menderita, khususnya anak yatim dan kelompok rentan.”
Ia juga memerintahkan agar “akomodasi, makanan dan semua kebutuhan dasar lainnya” tersedia bagi mereka yang membutuhkan, serta pembentukan rekening khusus di bank sentral untuk sumbangan bantuan.
Menara Eiffel Paris Ikut Berkabung
Lampu Menara Eiffel menjadi gelap pada jam 11:00 malam (21:00 GMT) pada hari Sabtu sebagai penghormatan kepada para korban gempa bumi Maroko, Agence France Presse (AFP) melaporkan, mengutip Balai Kota Paris.
Tangapan pemulihan dari gempa paling mematikan di Maroko ini dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, kata Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada hari Sabtu.
“Saat ini kami sedang melakukan mobilisasi untuk mendukung Bulan Sabit Merah Maroko,” Hossam Elsharkawi, direktur regional IFRC untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, mengatakan dalam sebuah pernyataan, sambil memperingatkan: “Kami sedang menunggu tanggapan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.”
Guncangan yang kuat juga dirasakan di kota-kota pesisir Rabat, Casablanca dan Essaouira. Gempa tersebut menyebabkan kerusakan luas dan membuat warga serta wisatawan ketakutan dan berusaha mencari tempat aman di tengah malam
Tim Bulan Sabit Merah Maroko (MRCS) telah berada di lapangan “segera” dan berkoordinasi erat dengan pihak berwenang setempat untuk menilai situasi, mendukung operasi pencarian dan penyelamatan serta memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak, kata IFRC.
Tim-tim tersebut memberikan pertolongan pertama, dukungan psikososial dan membantu mengangkut korban cedera ke rumah sakit, tambahnya.
Ketua IFRC, Jagan Chapagain, mengumumkan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa ia mengeluarkan US$ 1,1 juta dari Dana Darurat Tanggap Bencana organisasi tersebut untuk mendukung upaya MRCS. (AFP/ Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...