Martinez: Spanyol Harus Adaptasi Cuaca di Brasil 2014
LIVERPOOL, SATUHARAPAN.COM – Roberto Martinez yang kini menangani salah satu klub yang bermarkas di kota Liverpool, Everton FC, mengatakan pada Kamis (17/4) dini hari WIB di situs resmi FIFA bahwa tim nasional Spanyol harus adaptasi cuaca dan iklim selama Piala Dunia 2014.
Martinez mengatakan adaptasi cuaca dan iklim diperlukan tim dari Eropa, terutama Spanyol, karena saat Piala Konfederasi 2013, salah satu faktor yang berpengaruh yakni kebugaran stamina saat Spanyol takluk di final 0-3 atas Brasil.
“Saya rasa tantangan mental dan taktik bagi tim-tim dari Eropa, Pertama, sebagai tim Eropa untuk dapat beradaptasi dengan kondisi-kondisi lapangan dan iklim, karena menurut saya itu sangat berbeda dan dibutuhkan banyak untuk membiasakan mendorong diri dalam kondisi seperti itu, sehingga secara fisik seorang pesepak bola akan terpengaruh,” kata Martinez.
Sementara dari segi taktik permainan, menurut Martinez, biasanya tim Amerika Selatan cukup senang untuk melakukan pengawalan man-marking (penjagaan lawan satu per satu – red) daripada sistem zona permainan.
“Yang terakhir, saya tidak mau merendahakan negara-negara Amerika Selatan, saya tahu mereka jauh lebih kuat pada sepak bola masa kini, dan tidak hanya Brasil dan Argentina saja,” kata Martinez.
Roberto Martinez awalnya menceritakan sejarah tim nasional Spanyol yang menurutnya sukses melewati tahapan sebagai tuan rumah Piala Dunia 1982.
“Saya pikir itu lebih persiapan. Spanyol sebagai negara di awal 80-an merupakan periode yang benar-benar baik bagi negara kami,” kata pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut
“Saya memiliki kenangan besar dari Piala Dunia itu enam atau tujuh bulan, pra - turnamen, terutama setelah Naranjito (maskot Piala Dunia 1982 – red) diperkenalkan,” lanjut Martinez.
Analisis Martinez: Sepak Bola Modern Butuh Kolektifitas
Martinez menganalisa fenomena sepak bola modern yakni sulit untuk tim seperti dari Amerika Latin apabila meraih kemenangan hanya dengan satu pemain saja.
“Saya akan menonton setiap pertandingan dengan ayah saya mulai dari Piala Dunia 1982 dan 1986. Saya selalu bertanya-tanya, ‘bagaimana kau bisa menghentikan pesepak bola seperti Maradona?’ Ini adalah pertama kalinya kami mulai melihat permainan seorang pesepak bola, dan berdiskusi tentang pemain berbakat,” kata Martinez.
Martinez kemudian teringat kata-kata ayahnya tentang sepak bola yakni bagaimana sebagai pesepak bola sedapat mungkin menghentikan seorang pemain yang berbakat tinggi, sekaligus bagaimana kita bisa mengambil keuntungan dari pemain brilian seperti Maradona.
Martinez beranggapan berdasar Piala Konfederasi 2013 yang lalu, Brasil menunjukkan karakter dan determinasi sebagai tuan rumah dan tidak peduli dengan taktik “Barcelona” yang ada di tim Spanyol, terbukti Spanyol tunduk atas Brasil di Final, dan Italia harus puas di tempat ketiga Piala Konfederasi.
“Saya pikir itu adalah Piala Konfederasi terbaik yang pernah kulihat karena fakta bahwa tim-tim Eropa seperti Italia dan Spanyol memiliki keinginan yang nyata untuk menang. Kejuaraan ini sangat mengesankan, saya pikir itu memberi perbedaan dari apa yang ada di Piala Dunia,” kata Martinez. (fifa.com/wikipedia.org).
Editor : Bayu Probo
Prabowo Bertemu Grand Syek Al-Azhar, Mesir, Pererat Agama, K...
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Grand Syekh Al-Azhar, Im...