Masa Tergelap bagi Yaman
SAUHARAPAN.COM – Koordinator Bantuan Kemanusiaan PBB di Yaman, Lise Grande, menyebutkan bahwa serangan udara oleh koalisi Arab Saudi pada hari Minggu (1/9) di Kota Dhamar, Yaman sebagai "insiden yang mengerikan."
Dikutip dalam situs PBB, dia mengatakan, "Ini adalah masa yang sangat gelap bagi Yaman," kata Ms Grande. "Dalam beberapa hari pertempuran di wilayah selatan telah memakan ratusan korban jiwa."
Sementara itu, Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB telah mengkonfirmasi bahwa 52 orang tahanan termasuk di antara korban meninggal. Setidaknya ada 68 tahanan yang belum ditemukan dan kemungkinan terjebak di puing bangunan.
Serangan itu menargetkan bekas pemukiman yang dijadikan rumah tahanan di pinggiran kota Dhamar, Yaman. Mengutip sumber lapangan, kantor itu menyebutkan setidaknya ada 170 orang di fasilitas penahanan itu.
Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Yaman, Martin Griffiths , menyebutkan bawa ini adalah tragedi. “Korban manusia dari perang ini tidak tertanggungkan,” katanya. “Yaman sepantas mendapatkan masa depan yang damai.”
Dia menuntut adanya penyelidikan terhadap serangan koalisi pimpinan Arab Saudi ini. Dia menyebutkan tim bantuan kesehatan terpaksa mengalihkan pasokan medis untuk situasi kritis akibat kolera ke wilayah itu.
Serangan itu terjadi hanya dua hari setelah Grande menyebutkan situasi di Yaman sebagai "sangat rapuh." Tidak aman dan diperparah oleh kekurangan dana kemanusiaan yang memaksa sejumlah program kesehatan dihentikan.
Situasi Yaman adalah krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Hampir mencapai 80 persen dari total penduduk, sekitar 24,1 juta orang, membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan.
Rencana Respons Kemanusiaan Yaman 2019 (YHRP) membutuhkan dana 4,2 miliar dolar AS untuk membantu lebih dari 20 juta warga Yaman. Namun hanya ada dana sebesar 34 persen.
Pada konferensi janji PBB pada bulan Februari, negara-negara donor menjanjikan bantuan 2,6 miliar dolar AS untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendesak. Namun hingga sekarang jumlah yang diterima kurang dari setengahnya.
Editor : Sabar Subekti
Israel Akan Larang Badan Bantuan PBB, Palestina: 100.000 Pen...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Parlemen Israel mengesahkan undang-undang pada hari Senin (28/10) untuk m...