Masih tentang Korupsi
Dalam sejarah dunia, betapa sering kita mendapati kekuasaan yang disalahgunakan untuk menguasai pihak lain, menjatuhkan, merendahkan, memasang perangkap demi menjadi besar untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
SATUHARAPAN.COM – Kepada sahabat yang baru saja diangkat menjadi pimpinan sebuah rumah sakit, ia memberikan hadiah sebuah tulisan ”Power Tends to Corrupt”. Hadiah yang tentu mengejutkan bagi yang menerima. Bukan karena iri, atau karena menuduh bahwa sebentar lagi sahabatnya pasti akan melakukan korupsi. Tetapi, dibalik tulisan dalam hadiah itu, ia ingin memberikan peringatan kepada sahabatnya agar dapat bersikap dan berjalan lurus dalam kepemimpinannya yang baru sebagai direktur rumah sakit.
”Kekuasaan Cenderung Korup”—suatu ungkapan yang terkenal. Dan Korupsi tentu tidak hanya dimengerti dalam bentuk uang atau benda. Penyalahgunaan kekuasaan untuk berbagai hal yang merugikan pihak lain adalah juga bentuk-bentuk korupsi. Dalam sejarah dunia, betapa sering kita mendapati kekuasaan yang disalahgunakan untuk menguasai pihak lain, menjatuhkan, merendahkan, memasang perangkap demi menjadi besar untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Sesungguhnya, kita semua mempunyai peran sebagai pemimpin dalam komunitas masing-masing. Kita mempunyai ”kekuasaaan” atas orang lain. Bisa dalam komunitas kecil pertemanan, dalam komunitas RT/RW, di kantor, dalam keluarga hingga komunitas yang lebih besar. Akhir-akhir ini kita sering mendengar pelajar yang lebih kuat merundung (membully) temannya, orangtua mengeksploitasi anaknya, majikan melecehkan bawahannya, dan masih banyak lagi.
Fenomena sosial politik di Indonesia saat ini—dibaca jelas oleh masyarakat luas sebagai sikap dan tindakan penguasa yang jor-joran—menampakkan kekuasaannya untuk mengalahkan dan mengatasi pihak lain. Hingga muncul ungkapan ”Cicak Versus Buaya”.
Dan di tengah situasi panas konflik antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan POLRI, Presiden Jokowi mencoba mengingatkan pada akun Facebooknya sebuah ungkapan Jawa: Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti ’kejahatan sebesar apa pun, pada akhirnya akan kalah oleh kebaikan atau kelembutan hati’.
Cooling down! Kekuasaan apa pun memang harus dijalankan dengan kerendahan hati, supaya dapat melayani.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...