Maskapai Penerbangan Australia Perketat Barang Bawaan Kabin
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM – Maskapai penerbangan di Australia mengumumkan akan memperketat aturan barang bawaan kabin, khususnya berat barang yang bisa ditenteng ke dalam pesawat.
Batas berat barang bawaan kabin selama ini bervariasi antara 5-7 kilogram.
Namun, menurut pakar keselamatan penerbangan Profesor Ann Williamson dari Universitas New South Wales, sebenarnya banyak penumpang yang membawa barang kabin lebih dari berat yang ditentukan.
“Penumpang bisa dibilang cenderung membawa barang bawaan yang lebih banyak,” katanya kepada program Radio National ABC.
Padahal, setiap tambahan berat barang kabin bisa menimbulkan risiko keselamatan bagi penumpang dan kru penerbangan.
Prof Williamson menduga faktor inilah yang jadi salah satu pertimbangan maskapai untuk membatasi barang kabin.
Pihak maskapai dan kru penerbangan, katanya, selalu berupaya memastikan kabin tertutup dengan baik sebelum setiap penerbangan.
Kabin terbuka denga barang seberat 10 kg di dalamnya tentu bukan hal yang diinginkan, apalagi jika terjadi turbulensi.
Menurut dia, bukan hanya insiden darurat yang bisa menimbulkan risiko bagi kru penerbangan.
Saat mereka membantu menangani koper atau tas besar dan berat, para kru penerbangan berisiko.
“Awak kabin harus secara fisik mengangkat barang-barang yang lebih berat, dan penanganan secara manual ini telah menimbulkan masalah dalam berbagai pekerjaan,” jelas Profesor Williamson.
Mengangkat barang di atas kepala selalu meningkatkan kemungkinan cedera bagi awak kabin.
Prof Williamson mengatakan masalah berat barang kabin juga berpengaruh pada fungsi pesawat.
“Berat barang yang tak diketahui dalam suatu pesawat tidak baik bagi keamanan penerbangan dan efisiensi bahan bakar yang digunakan,” katanya.
Memindahkan barang kabin yang berlebihan ke bagian lain pesawat, katanya, juga tidak banyak membantu karena hal itu tidak mengurangi beban berat di atas pesawat.
Prof Williamson mengatakan mereka yang membawa banyak barang tentengan juga akan menunda dan memperlambat penumpang lainnya.
“Semua orang bisa memahami mengapa kita menjejalkan lebih banyak barang tentengan saat naik pesawat,” katanya.
Namun dengan melakukan hal itu justru akan memperlambat pemberangkatan pesawat tersebut.
Pada saat pesawat mendarat dan penumpang akan turun, prosesnya pun menjadi lebih lambat dengan banyak barang kabin yang akan diturunkan.
“Hal itu memperlambat penumpang turun dari pesawat dan waktu penerbangan pesawat tersebut berikutnya,” papar prof Williamson. (abc.net.au)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...