Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Bayu Probo 17:42 WIB | Jumat, 14 Februari 2014

Masyarakat Diminta Jauhi Zona 10 Km Seputar Kelud

Staf ahli Menteri ESDM, Surono. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Masyarakat diminta untuk tetap menjauhi zona radius 10 km dari Gunung Kelud untuk menghindari dampak erupsi yang bisa mematikan seperti awan panas.

Staf ahli Menteri ESDM Surono mengatakan Gunung Kelud dikenal selalu memiliki kekuatan letusan yang besar sehingga berbahaya bila berada dalam radius yang berbahaya.

“Dalam (status-red) awas tadi malam pukul 21.15 WIB, radius bahayanya agar masyarakat tidak beraktivitas di radius 10 kilometer. Ada hujan kerikil dan abu itu lebat,” kata Surono setelah rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Jumat (14/2).

Ia menambahkan,” dalam 10 kilometer, yang paling bahaya awan panas. Oleh karena itu kalaupun mungkin, Kelud kembali ke sejarah awalnya letusan besar, katakanlah ini berhenti, kami belum cabut rekomendasi agar masyarakat tidak boleh masuk dalam radius 10 kilometer.”

Surono yang oleh Presiden Yudhoyono baru saja ditunjuk menjadi Kepala Badan Geologi, mengatakan letusan gunung berapi tidak bisa diprediksi volume letusannya, sehingga semua pihak diharapkan menunggu perkembangan.

Saat letusan terjadi pada Kamis malam (13/2) pukul 22.50 WIB, Surono mengatakan material batu dilemparkan sejauh 17 km.

“Pada ketinggian tertentu anginnya ke arah barat, maka pukul 06.30 WIB dilaporkan Wonosobo sudah ada hujan abu. Di Kabupaten Cilacap jam 07.00 WIB sudah sampai sana,” katanya.

“Sedangkan bagian bawah, angin ke arah timur, kita sudah berkoordinasi dengan BMKG dan Kementerian Perhubungan, kemudian ada kewajiban kita melapor volcanic centre, bisa juga menjadi warning bagi penerbangan nasional,” katanya.

Pemerintah meminta masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Kelud tetap mematuhi peringatan bencana yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, badan penanggulangan bencana dan badan yang bertanggung jawab atas pengawasan gunung berapi untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.

“Mulai tadi pagi agak mereda dan saya minta tetap (karena-red) gunung api, meski ada monitoring waspada tidak boleh turun, pengungsi sabar, jangan buru-buru kembali, waspada tetap ikuti arahan dari PVMBG dan BNPB dan jangan buru-buru pulang,” kata Menteri ESDM Jero Wacik dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Jumat setelah mengikuti rapat terbatas mengenai penanganan tanggap darurat Gunung Kelud yang dipimpin oleh Presiden Yudhoyono.

Jero Wacik mengatakan sejak awal Februari, aktivitas Gunung Kelud sudah mengalami peningkatan dan terus diamati.

“Pada 2 Februari 2014, status Gunung Kelud ditingkatkan menjadi waspada, dengan peningkatan status itu maka mulai persiapan di Jawa Timur ,Gubernur Jawa Timur dan Bupati Malang, Kediri dan Blitar, yang paling intensif kita ajak mempersiapkan jika Gunung Kelud meletus, mulai 2 Februari status menjadi waspada,” kata Menteri ESDM.

Ia mengatakan, “terus diamati, persiapan dilakukan di lapangan, BNPB, persiapan di Jatim pada 10 Februari 2014, status gunungnya dari waspada menjadi siaga. Berdasarkan analisis ilmiah kegunungapian menjadi siaga dan saat itu di monitor kegempaan, dan tadi (Kamis 13/2) malam, jam 21.15 WIB status Gunung Kelud ditingkatkan menjadi awas, ini status paling tinggi.” (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home