Masyarakat Mulai “Jijik” Ikuti Polemik KPK-Polri

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Warga Kendari Sulawesi Tenggara mengaku mulai malas dan apatis mengikuti perkembangan pemberitaan media tentang polemik dua institusi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Mereka menilai kedua institusi penegak hukum di Indoneia tersebut hanya memerkan kekuatan dan kewenangan.
"Diharapkan penegakan hukum menemukan keadilan dan memberi pendidikan bagi masyarakat. Namun kelihatan sudah saling memojokkan atau memamerkan kekuatan sehingga mengecewakan," kata seorang ibu rumah tangga, Ecce (31), di Kendari, Rabu (4/2).
Warga peduli penegakan hukum, kata dia, ingin KPK, Kejaksaan Agung dan Polri berjalan beriringan dalam memberantas korupsi, namun yang kini terjadi justru saling serang. Akibatnya, pencuri uang negara kegirangan menyaksikan antarlembaga pemberantas korupsi saling sandera, sehingga leluasa beraksi.
"Kalau ada yang menyebut perseteruan KPK-Kepolisian Indonesia sudah pada titik menjijikkan maka itu sangat wajar. Kondisi KPK-Polri yang terkesan saling balas sudah memiriskan hati," kata dia.
Lebih Enak Informasi Selebritis
Hal senada juga disampaikan Amal (52), polemik KPK-Kepolisian Indonesia sudah membuat masyarakat tidak nyaman.
"Saya sekarang lebih baik menyaksikan pemberintaan tentang flora dan fauna, hiburan dangdut atau informasi selebtritis daripada mengikuti proses hukum," kata Amal.
Saat ini KPK dan Kepolisian Indonesia tidak dapat membatah persepsi publik bahwa keduanya menunjukkan ego wewenang. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja

Gempa Magnitudo 6.0 Guncang Wanokaka, NTT
KUPANG, SATUHARAPAN.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sejumlah dae...