Mata-mata Ukraina Ledakkan Jalur Kereta Api Rusia di Siberia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Badan mata-mata Ukraina melancarkan dua ledakan berturut-turut di jalur kereta api di Siberia yang berfungsi sebagai jalur utama perdagangan antara Rusia dan China, media Ukraina melaporkan pada Jumat (1/12). Serangan tersebut menggarisbawahi kerentanan Moskow di tengah perang di Ukraina
Ukrainska Pravda dan outlet berita lainnya mengklaim Dinas Keamanan Ukraina melakukan operasi khusus untuk meledakkan kereta berisi bahan bakar di Jalur Utama Baikal-Amur, yang membentang dari tenggara Siberia hingga Samudra Pasifik di Timur Jauh Rusia.
Media tersebut mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya di lembaga penegak hukum Ukraina, yang merupakan praktik umum dalam klaim serangan sebelumnya di Rusia. Dinas keamanan, yang di Ukraina dikenal sebagai SBU, belum mengkonfirmasi laporan tersebut.
Ledakan pertama menghantam kereta tanker di terowongan Severonomuisky di Buryatia pada hari Kamis (30/11) pagi, menyebabkan kebakaran yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk dipadamkan, kata kantor berita Rusia. Terowongan sepanjang 15,3 kilometer (9,5 mil) di Siberia selatan adalah yang terpanjang di Rusia.
Ledakan kedua beberapa jam kemudian menimpa kereta lain yang membawa bahan bakar saat melintasi jembatan setinggi 35 meter (115 kaki) melintasi jurang yang dalam saat melakukan perjalanan melalui rute bypass, menurut laporan berita Ukraina.
Perusahaan kereta api Rusia mengkonfirmasi ledakan terowongan tersebut tetapi tidak mengatakan apa penyebabnya.
Surat kabar bisnis harian Rusia, Kommersant, mengutip para penyelidik yang mengatakan bahwa sebuah alat peledak ditanam di bawah salah satu gerbong kereta.
Belum ada komentar dari pihak berwenang Rusia mengenai ledakan kedua.
Pihak berwenang Ukraina telah menekankan bahwa badan militer dan keamanan negaranya dapat menyerang sasaran di mana pun di Rusia untuk melawan agresi Moskow.
Para pejabat di Kiev telah mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan sebelumnya terhadap fasilitas infrastruktur jauh di dalam wilayah Rusia.
Badan kontra-intelijen utama Rusia, Dinas Keamanan Federal, atau FSB, mengatakan pada hari Jumat (1/12) bahwa mereka menahan seorang pria yang dituduh menyerang pangkalan udara militer di Rusia barat dengan ledakan drone pada bulan Juli dan melakukan ledakan yang menggelincirkan kereta kargo di Rusia barat bulan lalu.
FSB mengidentifikasi tersangka sebagai warga negara ganda Rusia-Italia dan menduga dia direkrut oleh intelijen militer Ukraina di Istanbul dan menjalani pelatihan di Latvia sebelum kembali ke Rusia.
Belum ada komentar mengenai klaim tersebut dari pihak berwenang Ukraina.
Saat perang berlanjut memasuki bulan ke-22, pasukan Ukraina menembak jatuh 18 dari 25 drone Shahed buatan Iran dan satu dari dua rudal yang diluncurkan dari udara yang diluncurkan Rusia pada hari Jumat pagi, kata angkatan udara Ukraina.
Kantor Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, melaporkan bahwa serangan Rusia di Ukraina menewaskan sedikitnya empat warga sipil dan melukai 16 lainnya antara Kamis dan Jumat pagi.
Tiga di antara mereka tewas ketika pesawat tempur Rusia menyerang desa Sadove di wilayah Kherson di Ukraina selatan; korban keempat tewas dalam penembakan Rusia di kota Toretsk di wilayah timur Donetsk, kata kantor kepresidenan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
KPK: Gubernur Bengkulu Peras Pegawai Biayai Pilkada
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan Gubernur Be...