Mata Uang Pound Turun terhadap Dolar AS, Teredah dalam 37 Tahun
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM-Mata uang pound jatuh ke level terendah baru dalam 37 tahun terhadap dolar pada hari Jumat (23/9) karena para pedagang semakin khawatir tentang prospek ekonomi dengan bank sentral meningkatkan suku bunga untuk melawan inflasi yang tak terkendali.
Sterling jatuh serendah US$ 1,1151, terlemah sejak awal 1985, setelah Bank of England pada hari Kamis menaikkan biaya pinjaman sebesar 50 basis poin. Itu mengikuti kenaikan tiga perempat poin oleh Federal Reserve pada hari Rabu dan peringatan lebih banyak lagi yang akan datang.
Greenback juga melonjak terhadap euro, dengan mata uang tunggal membeli US$0,9753, terendah baru dalam 20 tahun.
Sementara bank sentral di seluruh dunia menaikkan biaya pinjaman, The Fed telah mengadopsi posisi yang sangat hawkish, dengan para pejabat mengatakan mereka tidak akan mundur sampai inflasi, yang berada pada level tertinggi empat decade, dijinakkan, bahkan dengan mengorbankan ekonomi.
Pedagang sekarang melihat ke London, di mana Menteri Keuangan baru, Kwasi Kwarteng, akan mengumumkan anggaran mini yang ditujukan untuk mendukung rumah tangga dan bisnis.
Kwarteng pada hari Kamis mengatakan dia akan menghapus pajak atas gaji yang baru-baru ini diterapkan oleh pendahulunya Rishi Sunak, dan akan mengungkapkan biaya rencana pemerintah baru untuk membatasi tagihan energi untuk rumah tangga dan bisnis.
Itu terjadi ketika Bank of England memperingatkan bahwa Inggris tergelincir ke dalam resesi, karena harga bahan bakar dan makanan yang meroket mengambil korban. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kepala Pasukan UNIFIL: Posisi PBB di Lebanon Berisiko Didudu...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan pada hari Jumat (1/11) bahw...