Matthew Allan, Jagoan Matematika yang Ingin Jadi Penulis
SATUHARAPAN.COM – Sekolah-sekolah di lingkungan Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur identik dengan prestasi. Siswa-siswanya mencetak berbagai prestasi akademik maupun nonakademik, di berbagai ajang kompetisi, di dalam maupun di luar negeri.
Matthew Allan, 12 tahun, termasuk salah satu siswa yang punya andil mengharumkan nama BPK Penabur. Semasa masih tercatat sebagai siswa SDK 10 Penabur, ia berhasil meraih medali perak untuk matematika dalam Lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2017 yang berlangsung tanggal 2 – 8 Juli 2017 di Pekanbaru. Ia, mengutip dari laman resmi SDK 10 Penabur, salah satu peserta perwakilan dari DKI Jakarta yang berhasil mengalahkan 102 peserta.
Prestasi di Pekanbaru itu mengantarnya masuk karantina untuk berlaga di ajang Olimpiade Matematika dan Sains Internasional (IMSO) ke-14, yang digelar di Singapura, 20-24 November 2017.
Tim pelajar sekolah dasar Indonesia membawa 12 medali dari ajang lomba itu. Tim Matematika meraih 3 emas, 2 perak, dan 1 medali perunggu yang diraih Matthew Allan. Tim Sains menyumbang 4 perak dan 2 perunggu. Capaian tersebut membawa Indonesia menempati peringkat ke-4 tim terbaik IMSO 2017, di bawah Singapura di urutan pertama, Thailand, dan Vietnam.
Prestasi itu mengantar langkah Matthew lebih jauh, mengikuti Bulgaria International Mathematics Competition, 1-6 Juli 2018. “Soal-soalnya tentu bertambah sulit. Yang saya lakukan ya mengerjakannya sebaik mungkin. Pesaing terberat bagi saya Thailand dan China,” kata Matthew, dalam percakapan dengan Satuharapan.com melalui telepon, Selasa (31/7) malam.
Ia berhasil meraih medali bronze untuk individu dalam lomba yang berlangsung di Kota Burgas, di pantai timur Bulgaria itu. Ia mengaku senang mempunyai kesempatan untuk berjalan-jalan menikmati pemandangan Kota Burgas, yang memiliki bangunan-bangunan kuno.
Namun, satu hal yang paling membuat Matthew terkesan, adalah keteraturan, kedisiplinan, dan kebiasaan yang tepat waktu. “Lomba-lomba berlangsung tepat waktu,” kata Matthew yang mengenakan kacamata sejak kelas tiga SD.
Matematika, Membaca, dan Menulis
“Tradisi” meraih gelar juara di bidang matematika itu sudah ia mulai dari tahun-tahun sebelumnya. Pada 2016, Matthew menjadi Juara 1 Lomba Sakamoto. Ia juga pernah tercatat menjuarai lomba matematika di Kanisius.
“Matthew itu anak yang serius kalau mengerjakan sesuatu, rajin dan pantang menyerah, rajin bertanya, sekaligus cheer up, pintar bergaul,” Juldianty, Kepala Sekolah SDK 10 Penabur memberikan kesan.
Keseriusan dalam mengerjakan sesuatu itu ia tunjukkan dengan mampu membuat prioritas dan menyisihkan hal yang menurutnya kurang penting.
Matthew Allan adalah anak pertama Keluarga Umar Sjarief, yang dilahirkan di Jakarta, 26 Januari 2006. Ia mempunyai seorang adik laki-laki, Nathan Allan, yang sekarang duduk di kelas lima SD.
Matthew kini bersekolah di SMP Kanisius, setelah lulus dari SDK 10 Penabur. Ia mengakui memang menyukai matematika sejak masih TK. Ia sangat menyukainya karena menurutnya matematika merupakan ilmu yang lebih banyak memakai logika. Ia juga belajar serius ilmu fisika.
Namun, ternyata matematika dan fisika bukan satu-satunya “dunianya”. Matthew sangat gemar membaca sejak kecil. “Sampai-sampai ia menganggap jalan-jalan ke mal tanpa mampir ke toko buku itu sama dengan belum ke mal,” kata Margaretta Wangsawidjaja, ibunya, menggambarkan kegemaran lain anaknya.
Matthew melahap berbagai jenis buku, mulai dari buku-buku Geronimo, biografi tokoh-tokoh terkenal, hingga buku-buku petualangan. Dan, ia membaca versi bahasa Inggris. “Bukunya banyak sekali,” Margaretta menambahkan.
Kegemaran lain adalah menulis. “Saya menulis apa saja yang terlintas di pikiran, termasuk menuliskan pengalaman. Semua saya tulis tangan, karena saya suka melakukannya dalam perjalanan ke sekolah misalnya,” kata Matthew.
“Pada waktu dia masih kecil, kertas dan pensil, dua benda itu yang membuatnya diam,” Margaretta menggambarkan kebiasaan anaknya.
Ia tidak belajar memainkan alat musik, namun senang bernyanyi. Margaretta menceritakan anaknya sering bersenandung sambil mengerjakan sesuatu, termasuk mencorat-coretkan pensilnya. “Saya berolahraga, berenang, main bulutangkis, dan tenis,” kata Matthew, tentang penyeimbang olahotaknya.
Matthew tidak mengelak ketika dikonfirmasi cita-citanya sebagai penulis buku. “Ya, saya memang ingin menjadi penulis. Menulis apa saja,” katanya, termasuk penulis buku matematika.
Menutup pembicaraan ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang tuanya, guru-guru di SDK 10 Penabur, guru les Matematika dan Fisika yang ia sebut Ko David, yang sangat mendukung prestasinya hingga saat ini. Kepada teman-teman ia berpesan untuk pantang menyerah.
Editor : Sotyati
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...