McDonald’s Kazakhstan Tutup, Dampak Perang Rusia di Ukraina
ALMATY, SATUHARAPAN.COM - Pekerja menghapus branding dari gerai McDonald's di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, pada hari Jumat (6/1) setelah bisnis lokal raksasa makanan cepat saji itu tampaknya menjadi korban kerusakan tambahan dari perang Rusia-Ukraina.
Keluarnya merek itu dari negara Asia Tengah berpenduduk 20 juta itu ditanggapi dengan berbagai opini di media sosial ketika tersebar foto salah satu restoran di Almaty tempat para pekerja menurunkan huruf putih besar dari atas gedung.
“Itu adalah salah satu tempat terindah di mana saya biasa menghabiskan waktu bersama teman-teman saya,” kata Karina, penduduk setempat, yang hanya memberikan nama depannya.
"Saya ragu ada perusahaan lain yang bisa bersaing dengan McDonald's di Kazakhstan saat ini karena tidak ada rantai makanan cepat saji lain yang bisa meniru menu yang dimiliki McDonald's dengan harga yang sama."
Yang lain menggambarkan kepergian merek tersebut sebagai ketidaknyamanan kecil atau mengatakan mereka akan mencoba restoran cepat saji lainnya.
Gerai makanan seperti KFC, Burger King, dan Hardee's memiliki restoran di Kazakhstan dan Popeyes mengatakan bulan lalu akan membuka lusinan restoran di bekas republik Uni Soviet itu dalam kemitraan dengan perusahaan local, Centras Group.
Banyak orang Kazakh, bangga dengan masakan mereka yang berfokus pada daging, menyatakan ketidakpercayaan bahwa pemegang lisensi McDonald's Kazakh, Food Solutions KZ, tidak mampu mendapatkan roti daging sapi secara lokal dan mengimpornya dari Rusia sampai perang Rusia di Ukraina memaksanya untuk berhenti dan akhirnya gerai itu ditutup.
Orang dalam industri itu, mengatakan sertifikat dan audit yang diperlukan oleh merek Amerika Serikat mahal dan prosesnya panjang, dan produsen daging lokal tidak mau repot dengan mereka.
Food Solutions tidak segera menanggapi email yang meminta komentar. McDonald's mengatakan perjanjiannya dengan pemegang lisensi telah dihentikan tetapi tidak menjawab pertanyaan tentang alasannya.
Perusahaan Kazakh mengatakan pada hari Kamis (5/1) akan segera membuka kembali restorannya dengan merek baru karena "masalah pasokan".
Banyak bisnis Kazakh menghadapi masalah pasokan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi Barat terhadap Moskow yang mengikutinya. Rusia adalah mitra dagang utama Kazakhstan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...