Media Saudi Sebut Hubungan Ikhwanul Muslimin dan Nazi Jerman
RIYADH, SATUHARAPAN.COM-Sebuah surat kabat Arab Saudi menyebutkan bahwa pendiri Ikhwanul Muslimin Mesir, Hassan Al-Bana mempunyai hubungan dengan Adolf Hitler dan kepemimpinan Nazi Jerman semasa Perang Dunia II.
Sebuah lembaga riset media, MEMRI (Midle East Media Research Institute) yang berbasis di Whasington DC, Amerika Serikat, menyebutkan tentang harian pemerintah Arab Saudi, “Okaz” yang pada 14 Februari lalu mempublikasikan artikel panjang berjudul “Persaudaraan Nazi.” Artikel itu mengungkap hubungan Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslim), pendirinya Hassan Al-Bana dan mufti Yerusalem Haj Amin Al-Husseini dengan Adolf Hitler dan kepemimpinan Nazi selama Perang Dunia II.
Konflik antara Arab Saudi dan Ikhwanul Muslimin, organisasi yang oleh Arab Saudi telah ditetapkan sebagai organisasi teroris dan dipandang sebagai gerakan politik telah meningkat dari hari ke hari. Bagian dari konflik itu adalah media Arab Saudi melancarkan kampanye media melawan organisasi dan negara-negara yang mendukungnya, yaitu, Qatar dan Turki,
Menurut artikel itu, yang ditulis oleh asisten pemimpin redaksi “Okaz”, Khalid Tashkandi, Al-Bana melayani Nazi untuk memajukan aspirasi politik Ikhwanul Muslimin, dan Al-Husseini bertindak sebagai penghubung di antara mereka. Dari tahun 1940-1945, kata artikel itu, Al-Bana beroperasi di Kairo sebagai mata-mata untuk Reich Ketiga (Hitler dan Nazi) sambil secara bersamaan mempertahankan hubungan intelijen dengan pihak berwenang Inggris.
Disebutkan bahwa Al-Bana dan Al-Husseini merekrut 55.000 pejuang dari Arab, dan di antara mereka ada 15.000 anggota Ikhwanul Muslimin di Mesir. Mereka berperang sebagai Nazi Muslim pada Perang Dunia II di bawah komando Reich Ketiga.
Mengutip Dokumen
"Pendiri Ikhwanul Muslimin Hassan Al-Bana disebutkan mempertahankan hubungan rahasia dengan beberapa perangkat intelijen asing, dengan tujuan (mendapatkan) dukungan untuk agenda politiknya, merebut kekuasaan (di Mesir), meningkatkan cakupan pengaruhnya, dan mewujudkan ambisi politiknya, sebagai bagian dari (rencana Ikhwanul Muslimin sebagai) Kepemimpinan Islam Dunia," kata artikel itu.
Artikel yang dimuat “Okaz” itu juga mengutip apa yang diklaimnya sebagai dokumen rahasia dari Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris yang tertanggal 28 Agustus 1945. Isi dokumen itu tentang Sheikh Hassan Al-Banna membeli apartemen pada tahun 1940, balkonnya menghadap ke Istana Abdeen. Dari sini dia bekerja sebagai mata-mata penuh waktu untuk Nazi pada kurun 1940-45.
Disebutkan, Al-Bana telah dilatih oleh petugas dinas rahasia Nazi di Kairo selama dua bulan, untuk memata-matai ibukota Mesir. Semua rahasia dikirim ke Berlin, pertama kali dari mesin sandi Jerman, yang dimuat di atas kapal penangkap ikan pribadi yang berlabuh di pelabuhan Abu Oir di Alexandria. Kapal ini ditangkap oleh dinas rahasia Inggris pada tahun 1943, tetapi gagal untuk menyelidiki, karena kru di kapal terbunuh ketika mencoba melarikan diri."
Hubungan Al-Husseini dan Hitler
Artikel itu juga mengungkap hubungan antara Al-Husseini dan gerakan Nazi. Disebutkan bahwa Muhammad Amin Al-Husseini, mufti Yerusalem dan perwakilan Ikhwanul Muslimin di Palestina, adalah penghubung yang mengelola perekrutan orang-orang Arab untuk berperang di bawah bendera bendera tentara Nazi Arab.
Ikatan Al-Husseini dengan otoritas Nazi dimulai tahun 1920 setelah Inggris mengeluarkan surat penangkapannya, dan dia lari ke Jerman. Di Berlin tinggal selama empat tahun.
Menurut “Okaz” dari sejumlah dokumen, Al-Husseini berperan menjalin hubungan antara Adolf Hitler dan Hassan Al-Bana. Rencana dia yang terakhir adalah mendeklarasikan kekhalifahan di Mesir, merebut kekuasaan di sana dan kemudian memperluas dan mengendalikan dunia Arab dan Muslim.
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...