Melihat Replika Gulungan Naskah Laut Mati di Museum LAI
SATUHARAPAN.COM – Gulungan kertas terbuka berwarna putih terletak dalam vitrin kaca di ruang pamer Museum Lembaga Alkitab Indonesia di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. Dari kejauhan, terlihatk aksara Ibrani menghiasi bagian kertas yang terdiri atas tiga kolom tersebut. Gulungan kertas tersebut diapit dua tongkat yang terbuat dari kayu berukuran besar. Di samping gulungan tersebut, terdapat keterangan yang menunjukkan benda tersebut Replika Gulungan Naskah Laut Mati.
Gulungan tersebut seukuran tas punggung yang saat ini banyak digunakan profesional muda di sejumlah kota besar.
Keterangan yang tercantum di sebelah replika tersebut menyebutkan gulungan tersebut adalah Replika Gulungan Naskah Laut Mati. Gulungan naskah Laut Mati disebutkan sebagai naskah terpenting yang ditemukan pada zaman modern, ditemukan antara 1947-1956 di dalam sebelas gua sepanjang barat laut pantai Laut Mati. Teks-teks yang ditemukan di sana umumnya ditulis pada kulit binatang, papirus, dan ada satu yang ditulis di atas tembaga. Gulungan kitab itu mirip dengan replika Kitab Yesaya.
Dalam keterangan yang tercantum di sebelah replika itu disebutkan naskah Laut Mati ditemukan di rangkaian gua di Qumran, di Yerikho (sebuah kota yang terletak di Tepi Barat, dekat Sungai Yordan). Naskah yang berasal dari abad 1 Sebelum Masehi (SM) tersebut ditemukan dalam tabung atau tempayan yang terbuat dari tanah. Replika tabung tersebut tersimpan juga di museum Alkitab LAI.
Menyimak dari namanya, sebagian besar peristiwa di dalam Alkitab terjadi di Timur Tengah, termasuk tempat ditemukannya gulungan Naskah Laut Mati yang dikenal luas dengan nama Dead Sea Scroll. Menurut Wikipedia, naskah tersebut ditemukan di deretan gua Qumran, yang secara geografis berada di wilayah antara Israel, Yordania, dan Palestina.
Kawasan tersebut disebut Laut Mati karena tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam itu. Meskipun demikian salah satu bukti peninggalan sejarah yang terdapat di kawasan itu, dan sekaligus yang menandakan kehidupan Kristiani di daerah tersebut yakni Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scroll).
Naskah Laut Mati yang berupa gulungan naskah terdiri atas lebih kurang 981 naskah berbeda ditemukan antara tahun 1946 dan 1956 dalam 11 gua berbeda. Gua-gua tersebut terletak sekitar 2 kilometer ke pedalaman dari sebelah barat laut pantai Laut Mati.
Teks-teks tersebut memiliki makna linguistik, religius, dan historis, yang sangat penting karena mencakup naskah-naskah tertua yang diketahui dan masih terlestarikan bersama dengan deuterokanonika dan naskah-naskah biblika tambahan.
Teks biblika yang lebih tua dari Naskah Laut Mati ditemukan dalam dua jimat berbentuk gulungan perak berisikan bagian-bagian Berkat Keimaman dari Kitab Bilangan. Gulungan-gulungan perak tersebut berhasil digali di Yerusalem, di Ketef Hinnom, dan berasal dari sekitar tahun 600 SM.
Menurut christiananswer.com, mengutip pendapat arkeolog dan direktur riset dari Associates for Biblical Research, Bryant Wood, menyebutkan gulungan-gulungan Laut Mati memberikan pengaruh paling besar pada Alkitab. Menurut dia, gulungan tersebut memberikan manuskrip Perjanjian Lama yang berusia 1000 tahun lebih tua dari manuskrip tertua yang dimiliki gereja sebelumnya.
“Gulungan-gulungan Laut Mati memperlihatkan bahwa Perjanjian Lama disalin dengan akurat selama selang waktu tersebut. Sebagai tambahan, gulungan tersebut juga memberikan banyak informasi mengenai era menjelang dan selama kedatangan Kristus,” kata dia.
Peneliti di Biblical Archaeology Society, Megan Sauter mengemukakan di biblicalarchaeology.org, dalam artikel ilmiah berjudul “The Dead Sea Scrolls and The New Testament” (Gulungan Naskah Laut Mati dan Perjanjian Baru) bahwa naskah atau gulungan Laut Mati tidak membicarakan tentang Yesus Kristus, namun membicarakan tentang zaman saat Yesus Kristus hidup.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, gulungan Laut Mati terdiri atas dua jenis teks: bagian dari Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama) dan karya yang ditulis sekelompok kecil orang-orang Yahudi yang tinggal di Qumran. Gulungan tersebut berasal dari abad ketiga sebelum Masehi sampai abad pertengahan Masehi.
Sementara Gulungan Laut Mati tidak menjelaskan orang atau pelayanan Yesus, kumpulan naskah tersebut menjelaskan praktik dan keyakinan Yudaisme kuno.
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...