Memaknai 20 Tahun Galang Kangin, Pustakan Bentara Bahas Buku “Becoming”
GIANYAR, SATUHARAPAN.COM - Menandai 20 tahun perjalanan Komunitas Galang Kangin, pada tahun 2018 ini mereka menerbitkan sebuah buku bertajuk “Becoming”. Buku yang merangkum catatan perjalanan komunitas yang berdiri tahun 1996 ini akan dibahas dalam program Pustaka Bentara di Bentara Budaya Bali (BBB), Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, bypass Ketewel, Sukawati, Gianyar, Bali, pada Minggu (8/4) pukul 18.30 WITA.
Buku “Becoming” merangkum berita terkait aktivitas komunitas Galang Kangin selama kurun waktu 20 tahun, beberapa tulisan kurator pameran, catatan-catatan narasumber terpilih perihal capaian Galang Kangin, termasuk sejumlah kaleidoskop kegiatan.
Adapun diskusi buku kali ini tertaut pula dengan pameran karya terkini mereka yang diselenggarakan di Museum Neka, 25 Februari hingga 24 Maret 2018 lalu. Tampil selaku pembahas yakni Drs. Hardiman, M.Si. (pengajar Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha) dan I Wayan Setem, S.Sn., M.Sn. (dosen Seni Rupa ISI Denpasar).
Kedua narasumber akan membincangkan soal keberadaan Galang Kangin dibandingkan komunitas-komunitas serupa yang ada di Bali atau di tanah air. Termasuk pula problematik yang membayangi sebuah kelompok seni rupa dalam merawat eksistensinya sebagai komunitas di satu sisi, dan capaian individu sebagai seniman dengan karya yang mempribadi di sisi yang lain.
“Becoming ini menunjukan sebuah proses sebagai upaya keluar dari zona nyaman dan terutama memasuki wilayah kesadaran estetik seni masa kini” ujar Hardiman selaku editor buku serta beberapa kali dipercaya menjadi kurator pameran Galang Kangin.
Dialog akan menghadirkan pula para seniman anggota Komunitas Galang Kangin, antara lain Made Supena, Galung Wiratmaja, dan lain-lain. Mereka sedianya berbagi pengalaman bagaimana mengelola kebersamaan komunitas kreatif dengan berbagai latar anggotanya yang boleh dikata berbeda serta memiliki kecenderungan perkembangan gaya lukisnya masing-masing. Peristiwa kali ini sekaligus pula menandai upaya Galang Kangin yang tengah mempersiapkan satu pameran retrospektif yang diharapkan dapat mencerminkan dinamika sepanjang 20 tahun ini.
Made Supena mengungkapkan bahwa kehadiran buku “Becoming” sekaligus pameran mereka di Museum Neka sebelumnya mencerminkan eksistensi Komunitas Galang Kangin dalam berkarya. Ia juga menyatakan, sebagai sebuah kelompok seni rupa, Galang Kangin telah melakukan regenerasi sejak lama sebagai upaya mempertahankan keberadaan komunitas ini. (PR)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...