Memaknai Hidup

SATUHARAPAN.COM – Beberapa waktu lalu saya mencoba berpikir dan merenungkan kembali kejadian yang marak akhir-akhir ini. Banyak sekali berita tentang pembunuhan, pemerkosaan, dan penganiayaan. Mengapa orang-orang saat ini tak bisa lagi menghargai hidup? Orang tak lagi berpikir mana yang benar, tetapi hanya mencari apa yang memuaskan nafsunya. Orang tak lagi berpikir apa yang bisa aku berikan untuk orang lain, tetapi lebih mementingkan apa yang aku dapatkan nanti. Lalu apakah makna hidup ini?

Siang itu saya sedang duduk di teras rumah sambil berlatih gitar untuk mempersiapkan ujian akhir kuliah. Kondisi cuaca yang panas membuat saya harus sedikit bersabar untuk membaca satu persatu not balok karya Johann Sebastian Bach. Di tengah-tengah kesuntukan saya itu, datanglah seorang bapak yang sudah tua dengan anak laki-lakinya, membawa sebuah gerobak sampah menuju halaman depan rumah. Keduanya terlihat sangat lelah di tengah cuaca panas ini. Akan tetapi, mereka terus melanjutkan pekerjaannya. Lalu saya berinisiatif mencari makanan di lemari es dan mengambil air putih secepatnya dengan maksud untuk memberikannya pada kedua orang itu. Tetapi, keduanya sudah pergi dan saya tidak tahu ke mana.

Beberapa hari kemudian mereka datang lagi dengan membawa gerobak sampah. Tanpa pikir panjang, langsung saya berinisiatif mengumpulkan sejumlah uang dari adik-adik saya, dan memasukannya ke dalam sebuah amplop. Tak banyak memang. Namun, hanya itu yang bisa kami berikan. Saat itu juga kami berlari dan memberikan amplop itu. Bapak tersebut mengucapkan terima kasih dengan senyum yang sangat ramah. Saya masih mengingat senyumannya.   

Kita tidak akan pernah puas jika hanya mencari dan berpikir untuk diri kita sendiri. Bukan kedamaian yang kita dapatkan, melainkan rasa haus untuk memuaskan diri sendiri. Namun, jika kita mulai berpikir untuk memberi, kita tidak akan kehilangan apa pun. Justru kita mendapatkan berkat dan rasa damai. Sebab kita merasa diri kita berguna. Kita merasa diri bermakna. Selamat memaknai hidup!

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro