Loading...
FOTO
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 18:11 WIB | Rabu, 10 Desember 2014

Membangun Era Baru Tanpa Politik Uang

Membangun Era Baru Tanpa Politik Uang
Formasi awal pemain Teater Gandrik sesaat sebelum pementasan Tangis di Gedung PPKH-UGM dengan Susilo Nugroho sebagai narator cerita. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Membangun Era Baru Tanpa Politik Uang
Adegan awal juragan Abiyoso (Butet Kertarejasa) dengan istrinya membahas usaha batiknya.
Membangun Era Baru Tanpa Politik Uang
Kabareskrim Komjen. Pol. Drs. Suhardi Alius, M.H dan Jampidsus Kejaksaan Agung dipandu Susilo Nugroho dalam dialog tentang penanganan korupsi.
Membangun Era Baru Tanpa Politik Uang
Dialog juragan Abiyoso (Butet Kertarejasa) dengan Muspro membahas usaha batiknya dan kasus yang sedang dialaminya.
Membangun Era Baru Tanpa Politik Uang
Para pembatik di rumah juragan Abiyoso.
Membangun Era Baru Tanpa Politik Uang
Dialog pencegahan korupsi oleh Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dipandu oleh Susilo Nugroho.
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - "Jika koruptor mati bunuh diri saat kasusnya sedang dalam proses hukum, apakah yang akan Anda lakukan. Pilihlah jawaban berikut ini: A. Penyidikan dihentikan atau B. Anda ikutan bunuh diri ?" demikian sekelumit bincang-bincang ringan antara Susilo Nugroho yang lebih dikenal dengan Den Baguse Ngarso kepada Kabareskrim Komjen. Pol. Drs. Suhardi Alius, M.H. ditengah-tengah pementasan drama Tangis yang dimainkan Teater Gandrik Yogyakarta, Selasa (9/12).
 
Pertanyaan tersebut tidak urung mengundang gelak tawa penonton yang memadati Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PPKH-UGM).

Pementasan tersebut merupakan rangkaian acara Hari AntiKorupsi Internasional 2014 yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Selain dihadiri Kabareskrim, acara pentas dihadiri pula wakil ketua KPK M. Busyro Muqoddas, Jampidsus Kejaksaan Agung serta pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Suhardi Alius menjelaskan secara prinsip kasus tetap dilanjutkan agar menjadi jelas dan memiliki ketetapan secara hukum. Ketetapan tersebut penting mengingat berkaitan dengan keuangan negara yang harus diselamatkan. Hal senada juga disampaikan oleh Jampidsus Kejaksaan Agung RI.

Dalam perbincangan yang lain, Busyro Muqoddas menjelaskan "...politik uang sebagai salah satu bentuk korupsi telah merusak sendi-sendi bernegara, makanya kita harus membangun era baru pilkada/pileg tanpa politik uang. Peran KPK diantaranya adalah mendorong transparansi serta mencegah penyimpangan keuangan negara sehingga dapat diselamatkan. Sejauh ini KPK telah menyelamatkan keuangan negara sebesar 248 triliun rupiah sepanjang tahun 2005-2013 dari praktik korupsi. Selain itu KPK dalam tahun ini mampu mendorong peningkatan BNPB dari tahun sebelumnya sebesar 16 triliun menjadi 28 triliun rupiah."

Menurut Busyro Muqoddas, pilkada/pileg menjadi salah satu awal mata rantai praktik korupsi di Indonesia. Mengembalikan modal besar yang telah dikeluarkan selama mencalonkan diri, menjadi pintu masuk untuk melakukan praktik korupsi melalui anggaran daerah/negara saat sudah terpilih menjadi kepala daerah/anggota dewan. Selama ini modus ini jamak terjadi di Indonesia, dan tidak jarang dilakukan secara berjamaah. Bisa dibayangkan, berapa besar kesempatan yang bisa dilakukan ketika keuangan negara bisa diselamatkan dari praktik korupsi untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pementasan Tangis merupakan sutradara garapan Agus Noor menyadur dan menggabungkan dua naskah karya Heru Kesawa Murti: Tangis dan Juragan Abiyoso yang menghadirkan persoalan riil serta memiliki konteks sosial dalam balutan cerita perilaku korup di perusahaan batik juragan Abiyoso. Muspro yang banyak berjasa dalam membesarkan usaha batik Abiyoso, mengambil keputusan bunuh diri saat terjerat kasus penyimpangan keuangan/korupsi.

Ciri khas Gandrik dalam mengolah pertunjukan, kritik tajam, sembrono parikeno, mengangkat realitas kehidupan sehari-hari dalam kemasan yang ringan namun tetap konteksual, menjadikan pementasan Tangis sebagai refleksi kasus korupsi yang telah diluar nalar di negeri ini: berjamaah, bahkan oleh institusi paling kecil keluarga.

Pada waktu yang bersamaan digelar konser Gropyokan Korupsi di Stadion Kridosono Yogyakarta dengan menghadirkan grup band GIGI, Superman is Dead, Shaggy Dog, Navicula, serta Jogja Hiphop Foundation.


KABAR TERBARU
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Memicu Ketegangan

Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home