Membangun Iklim yang Sehat dan Teamwork Organisasi
SATUHARAPAN.COM - Diyakini benar bahwa iklim yang sehat dalam suatu organisasi akan menumbuhkan semangat dan kinerja organisasi untuk mencapai visi, misi dan goalnya.
Semangat staf dan karyawan juga akan tumbuh layaknya tanaman segar yang mekar dimusim semi nan berseri-seri. Indikasi dari organisasi yang sehat adalah adanya keterbukaan antara satu dengan yang lain dalam organisasi antar staf, unit, dan devisi atau departemen.
Semangat dan kerjasama antar satu dengan yang lain terbangun dengan baik. Sebaliknya iklim yang tidak sehat dalam suatu organisasi akan menimbulkan keretakan, perpecahan serta mentalitas silo (membangun tembok tak peduli kepada yang lain dan menjadi penghalang organisasi untuk bertumbuh dan maju).
Menepis Mental Silo
Mentalitas silo adalah kondisi membangun tembok yang dipikiran orang dan menciptakan penghalang di hati organisasi.
Dalam pengertian harafiah silo adalah cerobong asap. Bayangkan jika kita berada di cerobong asap, maka pandangan kita akan terhalang, sehingga meskipun berada ditempat yang tinggi, kita tidak bisa melihat keseluruhan area.
Mentalitas silo adalah ketidak sediaan untuk berbagi informasi ataupun tanggung jawab. Dengan demikian mentalitas silo dapat membutakan para staf, para pekerja terhadap unit lain, devisi lain atau departemen lainnya. Jangankan ikut bertanggung jawab dan mau berkolaborasi dengan senang hati, sebaliknya satu dengan yang lain pada sibuk dengan lingkungannya sendiri. Akhirnya gambaran besar atau big picture organisasi tidak ditangkap dengan lengkap.
Jika mentalitas dan kondiisi silo ini terjadi, apa indikasinya? yaitu ketika komunikasi dan transparansi tidak terjadi. Ketika ada iklim dan suasana tidak mau tahu permasalahan yang dihadapi oleh unit, devisi dan departemen lainnya, karena merasa bahwa tugasnya sudah terlalu berat di unit, devisi dan departemennya sendiri. Boro-boro berkolaborasi dan melakukan selebrasi bersama. Karena tidak adanya kebersamaan, maka dapat membuat staf merasa terisolir dan merasa kesepian dan merasa tidak aman.
Siapa yang dirugikan dari kondisi dan mental silo? Tentunya pelanggan ataupun partner ataupun penerima manfaat dari suatu program atau project. Kondisi Silo ditandai ketika satu dengan yang lain dalam organisasi entahkah antar departemen, unit bertindak lepas tangan tanpa penjelasan informasi yang memadai. Sehingga baik pelanggan maupun penerima manfaat program serta mitra-mitra organisasi mengupayakan sendiri terhadap pennyelesaian yang mereka hadapi. Tidak adanya kesinambungan dalam layanan yang diberikan oleh organisasi, padahal ketika kemajuan teknologi sudah sangat canggih, integrasi beragam proses seharusnya sudah menjadi standar dari suatu organisasi yang sehat.
Integrasi dan Kolaborasi
Setiap unit, devisi atau departemen harus berupaya membangun iklim yang sehat, semangat dan kekompakan secara internal untuk mencapai target dan keberhasilan organisasi. Namun harus disadari benar jika mentalitas silo bercokol, maka bisa jadi ada unit, devisi atau departeman yang menjegal kesuksesan devisi lainnya. Disinilah organisasi perlu waspada dan berhati-hati membangun langkah-langkah perbaikan.
Demikian juga dikalangan eksekutif leadership tidak boleh untuk menjadikan salah satu unit, devisi atau departemen sebagai “anak emas” sementara yang lainnya “sebagai anak tiri” yang diabaikan. Demikian juga saat selebrasi, merayakan kesuksesan. Sukses satu unit, satu devisi dan departemen adalah sukses bersama. Sikap leadership dalam organisasi haruslah adil dan mampu merangkul semua supaya terjadi kolaborasi dan integrasi organisasi. Semuanya harus didukung dengan good will, system dan pola komunikasi yang selalu mengedepankan chek and balance, serta menyampaikan kebenaran dalam kasih dengan sikap yang respek menghargai dan tetap tulus rendah hati.
Birokrasi yang panjang dan bertele-tele harus dipangkas segera, efesiensi proses yang akuntabel juga didukung stuktur yang horizontal akan membuat setiap staf dapat berkontribusi dengan efektif dan efesien dan berdampak keluar organisasi dan pencapaian yang lebih maksimal. Semoga.
Quote
"Jangan membangun tembok, karena akan membuat kesenjangan dan pandangan kita tertutup. Namun bangunlah jembatan yang menghubungkan dua pihak bertemu. Kesatuan tim membuat kuat, tali tiga lembar tak mudah diputuskan."
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...