Mempersiapkan Anak Memasuki “New Normal”
SATUHARAPAN.COM-Lonjakan jumlah kasus COVID-19 saat ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak, demikian dilaporkan sejumlah media baru-baru ini. Bahkan menurut Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Aman Vhakti Pulungan,SpA (K), FAAP, sebanyak satu dari delapan kasus konfirmasi positif COVID-19 merupakan anak-anak.
Data ini tentu saja membuat orang tua menjadi semakin cemas. Gagasan sekolah tatap muka pun saat ini direspon negatif oleh para orang tua. Meskipun beberapa sekolah telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam mempersiapkan sekolah tatap muka, tidak semua orang tua berani untuk melepas anak mereka untuk bersekolah. Tidak ada yang menjamin anak-anak dapat aman dari virus corona.
Namun demikian, sebagai orang tua kita pun tidak bisa hanya menahan anak-anak untuk tinggal di dalam rumah. Pandemi COVID-19 membawa kita hidup pada situasi new normal yang diartikan sebagai perubahan kebiasaan atau perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas seperti biasa namun dengan selalu menerapkan protocol kesehatan di tengah pandemi.
Himbauan dari pemerintah yang menganjurkan kita bisa hidup “berdampingan” dengan virus mesti direspon dengan tepat. Anak-anak perlu diedukasi dan juga dipersiapkan memasuki situasi new normal. Salah satunya adalah tentang penggunaan masker. Anak-anak perlu memahami dengan benar pentingnya masker dan mengapa mereka harus memakai masker. Termasuk di dalamnya penggunaan masker dengan benar. Pembiasaan ini perlu terus dilakukan sehingga ketika memasuki situasi new normal anak-anak bisa menjaga diri mereka dengan baik di tengah pandemi.
Selain penggunaan masker, rajin mencuci tangan juga perlu menjadi kebiasaan yang terus dilatih oleh orang tua. Banyak anak yang belum sadar untuk menjaga kesehatan diri mereka. Apalagi penularan penyakit pada anak lebih cepat karena kebiasaan anak untuk tidak mencuci tangan dan memasukan jari mereka ke mulut atau meraba bagian muka dengan tangan tanpa dibersihkan dahulu.
Anak-anak mungkin sudah terbiasa dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, namun kebiasaan untuk selalu mencuci tangan setiap saat di masa new normal perlu dilatih. Apalagi kita tahu cara mencuci tangan pun bukan sekadar tangan terkena sabun atau air. Anak-anak perlu tahu bagaimana mencuci tangan dengan benar (lihat lampiran gambar).
Pembiasaan lain yang penting adalah mengajar dan mengajak anak-anak untuk makan-makanan yang bergizi. Imun tubuh anak-anak perlu didukung asupan makanan yang baik. Anak-anak perlu dibiasakan makan dengan teratur. Makan banyak bukan menyehatkan tubuh. Anak-anak perlu tahu bahwa apa yang mereka makan baik untuk kesehatan mereka.
Pada anak yang tidak suka minum susu, kita perlu mengingatkan mereka tentang kegunaan susu bagi pertumbuhan mereka. Anak-anak yang tidak suka makan sayuran perlu diajarkan makan sayuran sambil disampaikan manfaat dari sayur-sayuran tersebut bagi mereka, seperti makan wortel baik bagi kesehatan mata dan lainnya.
Membiasakan anak-anak berjemur setiap pagi antara jam 08.00-10.00 juga menjadi bagian pembiasaan yang harus dilatih oleh orang tua pada anak-anak mereka di tengah situasi pandemi. Mengapa mereka perlu berjemur? Orang tua bisa mengedukasi anak-anak tentang kegunaan sinar matahari yang menolong dalam pembentukan vitamin D dalam tubuh yang saat ini menolong mereka untuk tetapi sehat dan terhindar dari COVID-19.
Selain itu, pembiasaan mandi dan mengganti pakaian sehabis pulang dari luar rumah juga perlu menjadi kebiasaan baru yang perlu dilatih. Banyak anak-anak biasanya malas untuk mandi. Dalam situasi new normal, anak-anak perlu dibiasakan untuk menjaga kebersihan diri mereka, apalagi sehabis keluar dan berjumpa dengan orang-orang dewasa yang mungkin saja kita tidak tahu apakah terpapar COVID-19 atau tidak.
Orang tua memang tidak perlu menjadi “parno” dengan COVID-19, namun demikian, mereka perlu untuk berhati-hati. Salah satu cara melawan virus adalah selain tubuh kita harus sehat, kita perlu menjaga kebersihan diri kita dengan baik. Kebersihan diri perlu dilatih dan dibiasakan. Kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi habits dan membentuk kepribadian serta karakter anak-anak kita.
Orang tua yang sejak kecil membiasakan anaknya untuk sikat gigi akan menolong anak-anak untuk sadar untuk merawat giginya dengan baik dan mereka akan memiliki gigi yang baik. Demikian juga pembiasaan baik di atas, perlu dilatih dalam rangka mempersiapkan anak-anak kita memasuki situasi new normal pasca pandemi COVID-19. Pembiasaan yang baik akan menolong anak-anak untuk memiliki kebiasaan yang baik.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...