Menag Ajak Masyarakat Wujudkan Ramadan Menyenangkan dan Menenangkan
Muhammadiyah: Puasa mulai hari Sabtu, 1 Maret 2025.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Umat muslim di seluruh dunia akan memasuki bulan suci Ramadan, termasuk di Indonesia. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak seluruh elemen bangsa untuk dapat mewujudkan Ramadan yang menyenangkan dan menenangkan.
"Mari kita sambut Ramadan dengan hati lapang dan bahagia. Ramadan ini, adalah bulan mulia yang selalu dinantikan. Tugas kita bersama untuk menghidupkan hari-hari Ramadan ini. Kita sebarkan dan giatkan hal-hal positif, sehingga Ramadan kali ini menyenangkan dan menenangkan bagi seluruh bangsa,” ajak Menteri Agama, Nasaruddin Umar, di Jakarta, hari Kamis (27/2/2025).
Menag mengungkapkan, Ramadan adalah bulan Istimewa. Banyak peristiwa-peristiwa penting terjadi di bulan Ramadan. “Bahkan, kemerdekaan negara kita pun terjadi saat Ramadan. Energi positif Ramadan ini, sudah kita rasakan sejak hari diproklamasikan kemerdekaan Indonesia,” katanya.
“Saya harap, vibrasi positif ini menyebar di Ramadan tahun ini. Seluruh umat beragama dapat membangun energi positif. Mari bersama ciptakan hal-hal positif, dan tetapkan momentumnya saat Ramadan kali ini,” kata Menag.
Muhammadiyah Mulai Puasa hari Sabtu, 1 Maret
Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan tahun 1446 Hijriyah jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025 Masehi dan Idul Fitri 1 Syawal jatuh pada Minggu, 30 Maret 2025.
Penetapan tersebut diketahui dari Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Maklumat PP Muhammadiyah tentang awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H yang diunggah oleh akun Instagram resmi Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah @pwmjateng, pada hari Selasa (7/1/2025).
"1 Ramadhan 1446 H jatuh pada hari Sabtu pahing, 1 Maret 2025 Masehi," dikutip dari unggahan Instagram @pwmjateng, Selasa (7/1/2025). Sementara 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Ahad Legi, 30 Maret 2025, 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada hari Rabu Kliwon, 28 Mei 2025, 9 Zulhijah 1446 H jatuh pada hari Kamis Pon, 5 Juni 2025, dan 10 Zulhijah jatuh pada hari Jumat Wage, 6 Juni 2025.
Penetapan ini didasarkan pada Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang dirumuskan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
"Muhammadiyah menetapkan awal bulan berdasarkan kriteria astronomis, yaitu ijtimak. Ijtimak adalah momen ketika posisi bulan berada di antara bumi dan matahari dalam satu garis lurus, menandai pergantian bulan hijriah," demikian keterangan di laman resmi Muhammadiyah.
Menurut KHGT, ijtimak akhir bulan Syakban 1446 H terjadi pada hari Jumat, 28 Februari 2025, sehingga hari pertama Ramadhan 1446 H dipastikan jatuh pada 1 Maret 2025. Puasa akan berlangsung 29 hari sampai Idul Fitri 1 Syawal 1446 H yang jatuh pada Minggu 30 Maret 2025.
Tema Ramadhan
Senada dengan Menag Nasaruddin, Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyebarkan berkah Ramadan. “Kami di Kemenag juga sudah menyiapkan berbagai program yang kami kemas dalam Ramadan Menyenangkan dan Menenangkan. Kami berharap, seluruh elemen masyarakat dapat turut serta dalam program-program yang kami buat,” kata Kamaruddin Amin.
Kamaruddin Amin menuturkan, ada empat subtema yang diusung dalam mewujudkan Ramadan menyenangkan dan menenangkan, yaitu: Ramadan Mengaji, Ramadan Peduli Lingkungan, Ramadan Berbagi, dan Ramadan Inklusi.
“Ramadan mengaji berisi program-program yang sifatnya penguatan kajian keislaman. Mulai dari Sidang Isbat Awal Ramadan, Pengiriman DAI ke wilayah 3T, Pesan Ramadan Menteri Agama, dan Tausiyah / Hikmah Ramadan. Kanwil dan Kankemenag Kabupaten/Kota juga kami dorong untuk membuat kajian Ramadan di masjid kantornya masing-masing,” kata Kamaruddin Amin.
“Kita juga bekerja sama dengan Majelis Hukama Muslimin untuk mengirim sejumlah dai dan qari dari Al-Azhar Al-Syarif untuk berbagi ilmu di sejumlah provinsi,” katanya.
Ramadan Peduli Lingkungan, lanjut Kamaruddin, berisi program-program yang menyelaraskan ibadah dengan menjaga kelestarian lingkungan. Misalnya, bersih-bersih rumah ibadah dan penanaman pohon. “Ramadan menjadi momentum untuk berlatih dan menerapkan kepedulian kita kepada lingkungan. Mulai dari rumah ibadah terdekat, mari kita pastikan kebersihan dan keasriannya,” pesan Sekjen.
Sementara, Ramadan Berbagi berisi program yang bertujuan meningkatkan kesalehan sosial bagi umat beragama. Misalnya, buka puasa bersama, serta penyaluran zakat, wakaf, dan sedekah. “Kemenag sudah memulainya bahkan sebelum Ramadan, dengan menyalurkan kurma hadiah Raja Salman untuk berbuka puasa,” kata Kamaruddin.
Ramadan Inklusi berupa sejumlah program yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Kementerian Agama membagikan takjil yang digawangi oleh seluruh unit Eselon I, termasuk Ditjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Pusat bimbingan dan pendidikan Khonghucu pada Setjen Kemenag juga akan ikut terlibat dalam berbagi takjil Ramadan.
“Di Kemenag sendiri, kami punya program bersama MHM untuk menggelar buka puasa bersama lintas agama. Ada juga Sema’an Al-Qur’an bersama Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI),” kata Kamaruddin.
Editor : Sabar Subekti

Trump Akan Pangkas 90% Kontrak Bantuan Luar Negeri USAID
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Pemerintahan Trump mengatakan akan memangkas lebih dari 90% kontrak b...