Menag Imbau Orangtua Untuk Cermati Paham Keagamaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pascaserangan teror oleh teroris di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada hari Kamis (14/1), Menteri Agama Republik Indonesia (Menag-RI) Lukman Hakim Saifuddin mengimbau kepada para orang tua untuk meluangkan waktu untuk berdialog dengan anak-anaknya soal paham keagamaan.
"Kita berharap unit terkecil di masyarakat adalah keluarga khususnya pada orangtua meluangkan waktu untuk berdialog dengan anak-anaknya dan sebagainya untuk bisa mencermati seperti apa sih paham keagamaan apakah itu Islam, Katolik, Buddha dan lain-lain, paham keagamaan yang ekstrem yang radikal itu menjadi tanggung jawab keluarga. Sebab, dari sana mereka mendapatkan paham agama seperti itu," kata Menag di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, hari Senin (18/1).
Menurut Menag dalam era globalisasi ini dalam dunia maya seperti situs web dan blog cara pandang generasi muda ini menjadi tanggung jawab keluarga.
"Mereka tahu paham keagamaan sampai paham agama yang aneh-aneh itu dari situs web dan blog yang tidak jelas, dan generasi muda tanpa ketelitian," kata dia.
Untuk itu, kata Menag eksensi dari ajaran agama itu haketanya adalah meningkatkan kesejateraan manusia jadi agama itu untuk manusia bukan justru sebaliknya atas nama agama lalu kemudian saling menumpahkan darah antara sesama.
"Kita saling menegasikan atau saling mengartikan atar sesama kita yang hakekatnya meskipun kita berbeda agama kita satu keluarga, satu bangsa bahkan satu umat manusia jadi semangat keagamaan seperti inilah lebih kedepankan agama dalam artian untuk kesejahteraan manusia ini lebih di titik tekankan ini dilakukan bukan saja lewat pendidikan keagamaan tapi oleh unit terkecil di masyarakat kita yaitu keluarga," kata dia.
"Jadi keluargalah unit terkecil inti yang ada di masyarakat yang betul-betul khususnya para orang tua untuk mengetahui anggota keluargannya itu memiliki paham keagamannya seperti apa, lalu bagimana paham agamanya, lalu dari siapa paham agamanya itu, itu sangat penting sehingga berharap pada orang tua sedikit lebih meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain agar jangan sampai di keluarga itu paham kegamaan aneh-aneh, kemudian bertentangan tidak hanya dengan eksensi ajaran agama itu sendiri tapi juga dengan nilai-nilai yang menjadi pondasi berdirinya tegak bangsa dengan ideologi Pancasila misalnya dengan NKRI," katanya.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...