Menag Minta Mahasiswa Papua Rawat Kerukunan Beragama
SENTANI, SATUHARAPAN.COM - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi minta mahasiswa dan segenap civitas akademika Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Sentani, Papua harus menjadi yang terdepan dalam merawat kerukunan dan Moderasi Beragama di tanah Papua.
Harapan ini disampaikan Menag saat mengisi kuliah umum di Kampus STAKPN Sentani sekaligus sosialisasi program Kemenag Kita Cinta Papua.
"Mari kita bangun kerukunan. Karena kerukunan menjadi kunci kedamaian. Segenap keluarga besar STAKPN Sentani harus menjadi garda terdepan menjaga kerukunan di tanah Papua," kata Menag yang datang ke Kampus STAKPN Sentani mengenakan topi adat khas Papua, Kamis (03/09).
Menurut Menag, Papua harus rukun damai. Apalagi orang Papua itu dikenal dengan tulus, damai, santun, jujur dan lembut hati.
"Papua tanah impian semua orang. Kami datang dengan sebuah tujuan dimana Kementerian Agama ingin memajukan pendidikan dan kegamaan di Papua lewat program Kita Cinta Papua serta memberikan pembinaan pendidikan dan keagamaan," ujar Menag.
"Di sini (STAKPN) kami berikan beasiswa kepada 50 anak anak asli Papua. Kami punya program minimal anak-anak Papua mengenyam pendidikan S1 dan bila mereka memenuhi syarat kami akan lanjutkan lewat program S2 hingga program 5.000 doktor," sambung Menag.
Program ini lanjut Menag bersinergi dengan harmoni kerukunan antar umat beragama yakni membangun jembatan kesetiakawanan Aceh - Papua.
"Kami harapkan suatu waktu ada yang menyingung martabat orang Papua maka yang pertama berteriak adalah orang Aceh begitu juga sebaliknya. Dan kami juga menyambung program ini dengan jembatan kerukunan dan kesetiakawanan Maluku - Papua," tandas Menag.
Menag menambahkan kerukunan adalah aspek yang sangat penting dalam membangun bangsa terutama kerukunan antar umat bergama. Kemenag dijelaskan Menag memiliki program strategis yang sudah masuk RPJMN 2020-2024 yakni Moderasi Beragama.
"Yang dimoderat itu bukan bukan agama. Kalau Agama sudah moderat tapi yang kita moderatkan adalah cara kita beragama yakni saling menghargai dengan pemeluk berbeda agama. Kita harus selalu berpikir jalan tengah, tidak radikal dan tidak menganggap orang yang berbeda agama adalah musuh atau tidak sahabat," tegas Menag.
Dukung Alih Status STAKPN Jadi Institut
Dalam kesempatan tersebut Menag menyatakan dukungannya terkait alih status STAKPN Sentani menjadi Institut.
"Saya setuju STAKPN beralih status menjadi IAKPN Sentani tentunya dengan menjawab tantangan kedepan tanpa mengurangi standar kualitas. Misalnya ada penambahan guru besar, peningkatan sarana dan prasarana serta kualitas pendidikan," kata Menag.
"Saya yakin sebentar lagi STAKPN Sentani beralih status menjadi Institut," sambung Menag disambut aplaus ratusan mahasiswa dan civitas akademika STAKPN Sentani.
Sementara itu Ketua STAKPN Sentani Fredrik Warwer menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Menag Fachrul Razi atas perhatian besar yang diberikan Kemenag kepada keluarga besar STAKPN Sentani.
"Percepatan pembangunan di bidang pendidikan keagamaan melalui Program KCP ini sangat luar biasa bagi kami. Harapan kami STAKPN Sentani segera beralih status menjadi Institut dan kami siap untuk bersinar di bumi Cendrawasih," harapnya. (Kemenag)
RI Resmi Tetapkan PPN 12 Persen Mulai 1 Januari 2025
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia resmi menetapkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Ni...