Menag: Santri dan Pramuka, Kombinasi Mentalitas Serasi
TANAH LAUT, SATUHARAPAN.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai program Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) yang diselenggarakan Kementerian Agama, merupakan kombinasi mentalitas yang serasi antara pramuka dan santri.
“Pramuka dan santri adalah sebuah kombinasi mentalitas yang serasi. Santri merupakan individu yang religius, mandiri, dan disiplin. Sedang Pramuka, juga mengajarkan hal sama, yang tercermin dalam Dasa Dharma Pramuka,” kata Menag saat melakukan pembinaan pada Pembukaan PPSN yang ke-4 di Bumi Perkemahan Agro Wisata Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (2/6).
Gerakan kepanduan Praja Muda Karana atau Pramuka mengajarkan 10 dharma yang dikenal dengan Dasa Dharma Pramuka.
Kesepuluh Dharma itu adalah: takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa; cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; patriot yang sopan dan ksatria; patuh dan suka bermusyawarah; rela menolong dan tabah; rajin, terampil, dan gembira; hemat, cermat, dan bersahaja; disiplin, berani, dan setia; bertanggung jawab dan dapat dipercaya; serta suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
“Dan, Dharma ke-10 seolah merupakan rangkuman pemikiran asli pendidikan yang menjabarkan tujuan pendidikan atas tiga ranah, yakni efektif, kognitif, dan psikomotorik,” kata Menag.
PPSN ke-4 ini diikuti sekitar 5.000 peserta dari 33 provinsi di Indonesia, dan dilangsungkan 1 – 7 Juni 2015. Di hadapan ribuan pramuka santri, Menag mengingatkan keseimbangan ranah tujuan pendidikan mutlak diperlukan, agar peserta PPSN mampu menjadi insan kamil; sempurna secara fisik, lahir, dan batin.
Menag tak lupa mengapresiasi PPSN kali ini yang mempunyai keunikan, yakni menyatunya nuansa religius khas santri dengan mentalitas pramuka yang khas Nusantara. “Inilah kekhasan PPSN kali ini, perlu dipelihara dan dikembangkan,” kata Menag.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara, Direktur PD Pontren, Mohsen al-Idrus, menyatakan bahwa para peserta PPSN ke-4 merupakan santri tulen. “Hanya yang betul-betul santri yang menjadi peserta. Seleksi di daerah sangat ketat namun terbuka,” mantan Kakanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Tengah tersebut menjelaskan.
Sesaat setelah upacara pembukaan selesai, ada pemecahan rekor MURI untuk pelantunan seni berpantun ala Islam asli Banjar, yang disebut Madihin. (kemenag.go.id)
Editor : Sotyati
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...