Menag: Teror Tak Patut Dilakukan Atas Nama Agama
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin menyayangkan aksi teror yang terjadi menjelang Hari Raya Idulfitri di dua tempat yang berbeda. Menurut dia, aksi tersebut tak patut dilakukan dengan membawa nama besar agama tertentu, apalagi Islam.
“Tindakan (teror) seperti itu tidak bisa mengatasnamakan Islam dan bukan untuk kepentingan Islam. Makanya kita harus memahami bahwa tindakan kekerasan seperti itu sama sekali bertentangan dengan ajaran agama,” kata dia usai menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, hari Rabu (6/7).
Dia menambahkan, Islam adalah agama yang menebarkan kedamaian dan sama sekali tidak dapat mentolerir cara-cara kekerasan.
Menag mengaku belum mendapatkan informasi terkini apakah kasus teror, khususnya yang terjadi di Solo tersebut merupakan aliansi dari kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau bukan. Namun, dia menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan tersebut kepada pihak kepolisian agar dapat mengungkap siapa dan apa motif dibalik aksi teror itu.
Dia menegaskan untuk kelompok radikal seperti ISIS bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam terbesar dan perlu diketahui Islam Indonesia adalah Islam moderat yang mampu menerima perbedaan.
“Ajaran-ajaran seperti ISIS sama sekali tidak bisa diterima di Indonesia,” kata dia.
Menjelang Hari Raya Idulfitri, dunia digemparkan oleh dua aksi teror di dua tempat yang berbeda yaitu Madinah dan Solo pada hari Senin (4/7) malam dan Selasa (5/7) pagi.
Aksi bom bunuh diri yang pertama terjadi di tiga tempat yaitu Madinah, Al Qotif dan Jeddah saat sedang berbuka puasa. Dilaporkan seorang korban tewas pada ledakan di Madinah, tiga pelaku bom bunuh diri, dan dua petugas keamanan.
Kemudian, aksi bom bunuh diri yang kedua terjadi di Markas Polres Kota Surakarta, Jalan Adi Sucipto, pada hari Selasa (5/7), sekitar pukul 07.30 WIB, Pelaku bom bunuh diri sempat dihadang petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Kota Surakarta Brigadir Bambang Adi Cahyono, tetapi beberapa menit kemudian meledak hingga menewaskan pelaku.
Dalam insiden tersebut Bambang selamat dan mengalami luka-luka di bagian pelipis akibat ledakan, kemudian dilarikan ke Rumas Sakit Panti Waluyo.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...