Menaker: BPJS Ketenagakerjaan Harus Tingkatkan Kapasitas
NUSA DUA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan harus terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi karena tantangan ketenagakerjaan ke depan akan semakin serius.
"Pengangguran, jumlah pekerja yang akan semakin menua dan lain-lain menjadi tantangan serius. BPJS Ketenagakerjaan harus terus meningkatkan kapasitas," kata Hanif Dhakiri dalam pidato kuncinya saat pembukaan seminar internasional jaminan sosial di Bali, hari Rabu (19/8).
Hanif mengatakan penyelenggaraan jaminan sosial harus didukung secara lintas sektor baik dalam pengembangan dana, perluasan kepesertaan dan lain-lain. Menurut dia, banyak yang bisa diperoleh dari jaminan sosial, tetapi juga masih banyak yang perlu diperbaiki.
Dalan seminar tersebut, Hanif berharap BPJS Ketenagakerjaan bisa mengambil pemikiran dan pengalaman dari penyelenggaraan jaminan sosial di negara-negara lain.
"Saya yakin BPJS Ketenagakerjaan akan terus berupaya meningkatkan kapasitas dan kompetensinya karena reformasi birokrasi merupakan investasi bangsa serta visi mulai bagi bangsa dan negara untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat," tuturnya.
Menurut Hanif, penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia masih terus berproses dan tumbuh secara positif. Pemerintah telah berupaya mendesain jaminan sosial yang bisa mencakup seluruh rakyat yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan memiliki empat program yang mencakup kepesertaan pekerja formal dan informal, yaitu jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun.
Hanif Dhakiri menjadi pembicara kunci dalam Seminar Internasional Reformasi Jaminan Sosial "Memberikan Manfaat yang Memadai untuk Semua dan Beradaptasi dengan Tren Besar Pekerjaan" yang diadakan BPJS Ketenagakerjaan sebagai anggota Asosiasi Jaminan Sosial Internasional (ISSA)
Seminar tersebut menghadirkan pembicara yang terdiri dari para ahli dan pengamat jaminan sosial antara lain Presiden ISSA Errol Frank Stoove, Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional Chazali Husni Situmorang, Dirut BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya.
Selain itu, hadir pula pembicara dari institusi internasional seperti Prof Peter Whiteford dari Sekolah Kebijakan Publik Universitas Nasional Australia, Dr. Matthias Meissner dari Universitas Ilmu Terapan Munich, Junichi Sakamoto dari Institut Penelitian Normura Jepang dan Dr George Kurdna dari Universitas New South Wales. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...