Menanam Pohon Toleransi
WELLINGTON, SATUHARAPAN.COM – Ada banyak cara untuk memupuk persahabatan dan toleransi. Salah satunya lewat menanam pohon bersama. Selain menjaga toleransi, kegiatan itu juga ikut melestarikan alam.
Di Central Park Weilington, New Zealand, Jum’at (11/10) lalu, para pemimpin agama Islam dan Yahudi di negara itu, bersama Mayor Celia Wade-Brown menanam lima pohon sebagai simbol persahabatan antar-umat beragama, dan bertekad membangun persahabatan serta kehidupan bersama yang damai. Penanaman pohon itu juga menandai acara tahunan ke-6 Weekend of Twinning – sebuah upaya bersama pada akhir minggu yang melibatkan sinagoga maupun mesjid untuk melakukan langkah-langkah konkret membangun saling pengertian antar-umat beragama. Lebih dari 150 mesjid dan organisasi Islam, serta 150 sinagoga dan organisasi Yahudi yang tersebar di seluruh dunia akan ikut serta dalam dua bulan mendatang.
Rabbi Marc Schneier, Preesiden FEU (Foundation for Ethnic Understanding), sebuah yayasan nirlaba yang berpusat di New York yang memulai inisiatif Weekend of Twinning bersama Weold Jewish Congress dan Islamic Society of North America, menyambut positif acara itu. “Hari ini kita menegaskan bahwa era baru komunikasi, rekonsiliasi dan kerjasama antara kaum Muslim dan Yahudi sudah tiba,” kata Rabbi Marc saat penanaman pohon. “Ini bisa dicapai jika kaum Muslim dan Yahudi di seluruh dunia bekerjasama. Dan di negara yang indah ini, kita menanam pohon bersama sebagai ungkapan perintah moral dalam tradisi iman kita bersama bahwa kita bertanggungjawab untuk memperbaiki lingkungan hidup yang makin rentan ini.”
Sejumlah tokoh penting tampak menghadiri acara penanaman pohon itu, mulai dari Dr. Paul Morris, Profesor dari UNESCO untuk saling-pengertian antar-agama di Universitas Victoria, Sultan Yousef, Rabbi Yitzhak Mizachi (Wellington Hebrew Congregation), Rabbi Adi Cohen (Temple Sinai of Wellington), dan Imam Sheik Mohammed, imam mesjid utama Wellington.
Weekend of Twinning sendiri merupakan acara tahunan, biasanya berlangsung November dan Desember, yang mengambil banyak bentuk. Dalam acara tahunan ke-5, misalnya, mahasiswa Yahudi dan Muslim di Amerika Utara dan Inggris bergandeng tangan dan menyiapkan makanan bersama bagi para tunawisma, gelandangan, dan mereka yang kelaparan. Tahun ini, Weekend of Twinning akan mencakup belahan Selatan bumi, seperti Argentina, Brasil, Peru, dan New Zaeland. November nanti, acara serupa direncanakan akan berlangsung di Australia dan Afrika Selatan.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...