Menanamkan Pengakuan Sejak Dini
SATUHARAPAN.COM-Seorang bapak mengeluh, “anak masa kini sudah gak ada hormat-hormatnya.”
Keluhan itu seolah mewakili dunia masa kini yang telah kehilangan rasa hormat. Masih ingat masa kecil di masa lalu, menyebut nama bapak saja seolah tabu. Maka jangan heran di masa kanak-kanak dahulu, kalau mau berantem dengan anak lain sangat mudah. Tinggal sebut saja nama bapaknya, perkelahian pasti akan segera terjadi.
Ada apa dengan rasa hormat, sehingga ini menjadi bagian penting dalam kehidupan? Relasi dalam realitas sosial sejatinya harmonis atau kacau akan ditentukan dengan seberapa besar kemampuan untuk saling menghormati.
Rasa hormat tidak timbul dengan sendirinya. Rasa hormat adalah bangunan fundamental dalam kehidupan manusia. Bangunan ini semestinya mulai berdiri sejak masih anak-anak. Rasa hormat mesti “ter-doktrin” dalam keluarga dengan menanamkan prinsip pengakuan. Orangtua yang baik adalah orangtua yang menanamkan pengakuan sejak dini dalam pola asuh keluarga. Pengakuan adalah pintu masuk menuju rasa hormat.
Seorang filsuf dari Universitas Frankfurt Jerman bernama Axel Honneth menyebut pengakuan sebagai rekognisi dengan tiga aspek utama. Aspek itu berdimensi cinta, hukum, dan solidaritas.
Jika ditarik ke dalam pola asuh, maka ajarlah anak untuk selalu hidup dalam cinta. Cinta terhadap dirinya akan membuatnya lebih menghormati dirinya. Cinta kepada sesama akan membuatnya lebih hormat orang lain dan tidak akan merundungnya.
Aspek kedua adalah hukum. Ajarkanlah anak-anakmu untuk taat kepada hukum atau aturan. Sehingga, anak akan mampu untuk menjaga harmonisasi kehidupan dan keutuhahan relasi dalam segala bidang. Setiap keluarga mesti memiliki aturan dan komitmen untuk menaatinya. Jangan biarkan kebebasan di rumah menjadi kebebasan yang tidak terbatas, bisa saja kelak itu akan membesar hingga urusan bangsa dan negara.
Aspek ketiga adalah solidaritas. Mengajarkan anak untuk memiliki kepedulian dan empati akan menjadikannya hormat terhadap nilai-nilai kebersamaan, toleransi, bahkan saling menolong satu sama lain. Solidaritas tidak partisan. Solidaritas akan selalu berdiri di atas nilai kemanusiaan yang universal.
Tanamkanlah pengakuan sejak dini kepada anak-anakmu, maka dunia ini akan penuh dengan rasa hormat. (Penulis adalah pemerhati komunikasi, literasi dan parenting)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...