Mendag: RI Tak Ingin Terjebak dalam Persaingan Tak Sehat
Indonesia harus mampu memunculkan produk-produk baru yang dikembangkan menjadi produk unggulan baru.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan Indonesia tidak ingin terjebak dalam suasana persaingan yang tidak sehat di tengah hubungan dagang antarnegara.
Hal itu disampaikan Mendag Enggar dalam kata sambutan pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, hari Rabu (12/10).
Mendag menyadari bahwa pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang perekonomian dunia masih belum pulih dan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan, kelesuan ekonomi global telah berimbas pada persaingan antarnegara yang makin keras dan makin bernuansa proteksionistik, bahkan mulai mencoba ke arah mengkompromikan atau menyiasati rambu-rambu kesepakatan perdagangan, mulai dari WTO, kesepakatan perdagangan regional maupun kesepakatan bilateral.
“Akibatnya hubungan dagang antara negara kadangkala menjadi hangat dan cenderung tidak sehat. Namun Indonesia tidak ingin terjebak dalam suasana persaingan yang tidak sehat itu,” kata Mendag Enggar.
Dalam kesempatan itu, Mendag mengingat arahan Presiden Joko Widodo untuk menghadapi persaingan secara elegan dan Indonesia harus tetap berpegang pada prinsip keterbukaan dan penguatan daya saing.
“Indonesia tetap pada komitmennya menciptakan situasi ekonomi yang kondusif di kawasan ASEAN dan dalam perdagangan Internasional pada umumnya,” kata Mendag.
Karena itu, lanjut Enggar, Indonesia harus mampu menjaga dan meningkatkan kualitas produk, melakukan pemasaran yang kreatif, mendorong terciptanya inovasi, menjaga struktur biaya agar lebih efisien yang muaranya meningkatkan daya saing produk ekspor di pasar internasional, sehingga produk Indonesia lebih kompetitif.
Munculkan Produk Baru
Lebih lanjut Enggar mengatakan, selama ini Indonesia telah memiliki produk unggulan. Namun, kata dia, Indonesia tidak boleh hanya bergantung pada hal itu. Indonesia harus mampu memunculkan produk-produk baru yang dikembangkan menjadi produk unggulan baru.
“Begitu juga dengan negara tujuan, salah satu tujuan Trade Expo Indonesia tahun ini adalah diversifikasi pasar tujuan,” katanya.
Menurut Enggar, ada pasar tradisional di mana Indonesia selama ini sudah mendapat kepercayaan dan hubungan dagang yang baik dan harus tetap dijaga. Namun, kata dia, Indonesia juga harus mencari pasar-pasar baru.
“Dan kecenderungan ini terlihat dari trend kenaikan neraca perdagangan dengan negara-negara tujuan baru tersebut,” katanya.
Enggar mengatakan, sikap yang sama juga harus Indonesia tunjukkan terhadap negara sumber bahan baku. Menurutnya, Indonesia tidak boleh terpaku dan tergantung kepada satu sumber melainkan membuka pintu ke negara-negara baru sehingga Indonesia mendapatkan bahan baku dengan harga terbaik.
“Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan dan ketahanan ekonomi nasional. Demikianlah itu arahan dari Bapak Presiden pada kami,” kata Mendag.
Trade Expo Indonesia 2016 dihadiri Presiden Republik Indonesia Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana, pimpinan dan anggota Lembaga Tinggi Negara, para anggota Menteri Kabinet Kerja, para Duta Besar Negara Sahabat serta Duta Besar Indonesia di Negara Sahabat, para Konsul Jenderal dan para konsul Kehormatan, Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta, pimpinan Kadin Indonesia dan Apindo, serta asosiasi-asosiasi pengusaha, para anggota diaspora Indonesia, peserta TEI 2016 dari dalam dan luar negeri.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...