Mendag Sesalkan Demo Hari Ini Ganggu Investor TEI 2016
Menurut Enggar, akibat pembatalan itu, pelaku Usaha Kecil Menegah (UKM) Indonesia dan buyer (pembeli) dari luar negeri dirugikan.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, menyesalkan demonstrasi yang dilakukan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Muslim di depan Gedung Bali Kota DKI, Jakarta Pusat, dan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, hari Jumat (14/10).
Enggar mengatakan, ribuan orang yang berunjuk rasa mengakibatkan kemacetan parah di wilayah Jakarta dan membuat para investor yang akan melakukan transaksi dagang pada penyelenggaran Trade Expo Indonesia 2016 jadi membatalkan kedatangannya.
Menurut Enggar, akibat pembatalan itu, pelaku Usaha Kecil Menegah (UKM) Indonesia dan buyer (pembeli) dari luar negeri dirugikan.
"Saya tadi juga (mendapat kabar) mereka. Ada buyer mau ketemu tapi tergganggu dan mereka adalah UKM untuk mau ketemu, kan sayang. Kasihan," kata Mendag Enggar kepada satuharapan.com, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, hari Jumat (14/10).
"Ya sayang saja, karena buyer-buyer (pembeli) dan kebanyakan mereka yang mau ke UKM itu tergganggu. Ya cancel (batal) datangnya karena mereka (terkena) macet (demo hari ini)," dia menambahkan.
Ketika ditanya, apakah demonstrasi yang berlarut-laurt akan mengganggu iklim investasi dan perekonomian Indonesia, Enggar mengatakan tentu sangat mengganggu. Namun dia mempercayakan aparat keamanan untuk mengawasi dan mencegah tindakan-tindakan anarkistis dari para demonstran.
"Iyalah (mengganggu). Tapi saya percaya bahwa aparat keamanan juga akan mengawasi dan menghindari tindakan-tindakan yang anarkis itu, karena itu sangat mengganggu ekonomi," kata Enggar.
Mendag mengatakan, demonstrasi dari sejumlah ormas hari ini merupakan hak demokrasi. Dia berharap demonstrasi tidak berlarut-larut dan tidak anarkistis.
"Ya itu kan hak demokrasi. Tapi kita berharap bahwa (demo) itu tidak berkelanjutan dan tidak anarkistis," kata Enggar.
Demo Ahok
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), merasa tak berkeberatan didemo oleh Front Pembela Islam (FPI) ikhwal tudingan penistaan agama Islam.
“Ya demo kan hak semua orang kan,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, hari Jumat (14/10) pagi.
Ahok yang juga digugat oleh FPI, menyatakan menyerahkan seluruh proses hukum ke pihak yang berwenang. Ahok yang juga telah bertemu BJ Habibie, mendapat nasehat khusus mengenai kasus tersebut.
“Saran beliau agar saya belajar mau disalahpahamin, tapi masih bisa tersenyum. Tidak usah dibalas,” katanya.
Mengenai pengamanan, Ahok tidak tahu menahu. Ia menyerahkan kepada pihak yang berwenang. “Saya sih tidak minta (pengamanan). Itu dari kepolisian sudah tugas.”
Ahok merasa permintaan maafnya melalui media massa sudah cukup dan tidak perlu meminta maaf langsung lagi hari ini. Namun, Ahok tidak menutup kemungkinan untuk mengadakan mediasi bersama pihak-pihak yang masih belum memaafkannya.
“Kemarin saya sudah meminta maaf. Mereka yang belum menerima, makanya berdemo hari ini. Saya tidak perlu meminta maaf lagi, sudah sangat jelas kemarin. Bisa dilihat lagi juga videonya, tidak ada sama sekali maksud saya menghina Alquran atau menghina Islam,” ujar dia.
Ahok menegaskan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), sudah resmi menyatakan bahwa dia tidak melakukan pelanggaran mengenai hal tersebut.
“Semua pemimpin agama PBNU sudah ngomong. Bahkan Bawaslu juga menyatakan tidak ada pelanggaran. Tidak ada maksud,” tuturnya.
Ia menyatakan hari ini tetap akan bekerja seperti biasanya dan tidak terpengaruh dengan kondisi yang ada di Balai Kota. “Banyak pekerjaan jadi harus tetap masuk.”
Sebelumnya, Ahok meminta maaf kepada umat Islam soal perkataannya yang menyebut Alquran Surat Al Maidah ayat 51 di hadapan warga Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.
Ahok yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah tahun depan berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat, mengakui ucapannya telah menimbulkan kegaduhan dan menyinggung perasaan umat Islam.
"Yang pasti, saya sampaikan kepada umat Islam atau orang yang tersinggung, saya mohon maaf," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, hari Senin (10/10).
Ahok menegaskan dia tidak bermaksud menyinggung perasaan umat Islam apalagi sampai menistakan agama.
"Tidak ada maksud saya melecehkan Alquran. Kalian bisa lihat suasananya seperti apa. Saya bukan anti-Islam. Saya sejak kecil, bisa dilihat sekolah Islam kami bantu izin, sudah berapa kita bantu izin. Untuk madrasah, juga bantuan masjid. Bisa dilihat tindak-tanduk saya, apakah musuhin Islam atau melecehkan Alquran," katanya.
Ahok menjelaskan bahwa ia menyebutkan Surat Al Maidah ayat 51 dengan harapan tidak ada warga yang salah menafsirkan.
"Orang Pulau Seribu pun tidak ada satu pun yang tersinggung, kami tertawa-tawa kok. Niatnya waktu itu hanya ingin menunjukkan, sebetulnya saya enggak mau orang yang punya tafsiran seperti itu bingung," katanya.
Namun dia akhirnya menyadari bahwa agama adalah urusan pribadi yang tidak boleh dibicarakan di hadapan publik secara luas. "Makanya saya mengerti sekali. Ini memang urusan pribadi, tafsiran pribadi, semua orang punya hak yang sama. Urusan agama adalah pribadi jangan dikeluarkan di publik," kata dia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...