Mendambakan Pemimpin yang Mengayomi Semua Anak Bangsa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Rapat Kerja (Raker) Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) di Gedung Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat pada Sabtu (11/1) dihadiri oleh para pengurus, aktivis pluralisme, serta oleh umat lintas agama.
Dalam kesempatan itu, perwakilan komunitas agama menyampaikan keprihatinannya mengenai kondisi keberagaman di Indonesia yang semakin buruk, ditandai dengan masih terjadinya pelanggaran hak beribadah terhadap kelompok agama yang dianggap minoritas.
Perwakilan Badan Kerja Sama Organisasi-organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (BKOK), Engkus Ruswana, menyayangkan masih adanya diskriminasi terhadap komunitas penghayat karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang agama asli Indonesia.
“Saya sungguh berharap masyarakat bisa mengenal kami lebih dalam sebelum menjauhi kami. Namun, pertanyaannya, kenapa agama-agama asli Indonesia yang sudah ada jauh sebelum datangnya agama-agama impor (Islam, Kristen, dan lain-lain, Red) justru digerus oleh agama-agama pendatang itu?” ujar Engkus.
Engkus juga menyampaikan harapannya mengenai pemilihan umum (pemilu) yang akan dilaksanakan 9 April 2014 (pemilihan dewan legislatif) dan 9 Juli 2014 (pemilihan presiden). “Sosok pemimpin yang dapat memenuhi hak warganya tanpa terkecuali dan bersikap tegas kepada para pelanggar hak adalah harapan kita semua,” tegasnya.
Senada dengan Engkus, juru bicara Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Zafrullah Ahmad Pontoh, menyampaikan harapannya mengenai sosok pemimpin Indonesia.
“Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kami optimistis Indonesia dapat memiliki masa depan yang lebih baik jika pemimpinnya dapat mengayomi semua anak bangsa tanpa pandang bulu. Dan tokoh-tokoh semacam itu mulai bermunculan,” ujarnya.
Namun, menurutnya, untuk menjadikan tokoh-tokoh tersebut sebagai pemimpin bukanlah hal mudah. Ia mengatakan yang terpenting saat ini adalah bagaimana menyosialisasikan tokoh-tokoh tersebut ke masyarakat.
“Kita membutuhkan pemimpin yang bersimpati pada kehidupan berbangsa dan bernegara di mana semestinya negara ini dapat menjadi institusi yang mengayomi semua warga tanpa terjadi diskriminasi. Tentu ini pekerjaan rumah yang besar bagi Indonesia untuk memiliki pemimpin semacam itu,” ujarnya lagi.
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...