Meneladan Orang Kudus
SATUHARAPAN.COM - Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, tidak terasa kita telah memasuki minggu pertama bulan November. Kita pantas selalu bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan dan kesehatan yang diberikan kepada kita.
Saudara-saudari, hari ini kita merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Gereja mengajak kita untuk menghormati orang kudus, baik mereka yang sudah diakui secara resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum diakui oleh Gereja.
Siapa itu orang kudus? Orang Kudus adalah orang-orang yang selama hidupnya di dunia ini selalu taat, setia, berbakti, dan menaruh pengharapan pada Tuhan. Kini mereka dikaruniai kedamaian dan kebahagiaan kekal abadi di surga. Mereka sudah menghayati dan mengamalkan ajaran Kristus dalam situasi apa pun selama di dunia. Kini mereka dikaruniai mahkota kehidupan oleh Tuhan di dalam surga.
Dalam Kitab Wahyu 2:10, Tuhan berkata: “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”. Jadi barang siapa selama berziarah di dunia ini menjalankan perintah-Nya, selalu taat dan setia kepada Kristus, dia akan dimahkotai kehidupan, dan akan diberi kehidupan kekal abadi untuk selama-lamanya oleh Tuhan sendiri.
Saudara-saudari yang terkasih. Gereja Katolik percaya bahwa orang-orang kudus itu disebut para Santo-Santa. Orang tua kita memberi nama baptis yang ditulis di depan nama diri kita, biasanya diambil dari nama salah satu orang kudus. Dengan harapan nama santo-santa tersebut dapat mengilhami hidup kita dalam perjuangan untuk mencapai kekudusan. Kekudusan mereka sudah ada sebelum mereka mati. Jadi, kita pun berkat kasih karunia Tuhan, juga di panggil untuk menjadi kudus.
Gereja Katolik juga mengimani adanya “persekutuan para kudus” sebagaimana tertuang dalam Doa Syahadat Para Rasul yang seringkali kita doakan, yakni persekutuan dalam kebahagiaan abadi orang-orang yang telah ditebus dan diselamatkan. Orang Katolik mohon perlindungan dirinya di bawah orang kudus itu. Orang kudus itu juga boleh menjadi inspirasi dan teladan supaya pada akhirnya boleh bersatu dengan pelindungnya dalam kehidupan kekal nanti.
Saudara-saudari yang terkasih. Kita semua juga dipanggil untuk menjadi kudus. Marilah kita meneladani santo atau santa pelindung kita masing-masing. Namun, berusaha untuk menjadi kudus, antara lain setia pada tugas perutusan atau panggilan, memang tidak mudah. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menghadapi bermacam-macam tantangan, godaan, dan hambatan berat. Namun, ingatlah bahwa aneka macam tantangan, godaan, dan hambatan tersebut bukan malapetaka melainkan kesempatan untuk menjadi semakin kudus, semakin mempersembahkan diri secara total kepada Tuhan.
Bacaan Injil hari ini, tentang Sabda Bahagia menguatkan hidup kita. “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku, kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat”. (Kemenag)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...