Meneropong Bulan di Taman Pintar
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Ratusan orang memadati Taman Pintar untuk melihat penampakan bulan lebih dekat melalui teropong pada Sabtu (19/9) malam. Warga dari berbagai lapisan masyarakat dan tingkatan usia ini tampak tertib mengantri giliran dalam meneropong bulan. Lima buah teropong telah disediakan pihak penyelenggara untuk mengakomodir animo dari masyarakat.
Aktivitas meneropong bulan tersebut merupakan perhelatan tahunan yang telah disepakati secara internasinal. Khusus acara malam ini di Taman Pintar, kegiatan yang lazim disebut dengan International Observe The Moon Night (InOMN) ini digawangi oleh Komunitas Astronomi Penjelajah Langit.
Dalam acara peneropongan terhadap bulan ini, selain menyediakan 5 buah teropong manual yang bisa diakses secara bebas oleh masyarakat, Komunitas Astronomi Penjelajah Langit juga memasang sebuah teropong robotik untuk memantau kondisi bulan maupun bintang atau planet lain secara real time.
“Alat-alat yang kami gunakan ada 3 jenis, yaitu teleskop yang terdiri dari teleskop refraktor (pembias) dan reflektor (pemantul), binokular, dan teleskop robotik (menggunakan mesin, di mana ketika obyek sudah diposisikan dengan tetap, maka teleskop akan terus mengikuti),” demikian dijelaskan oleh Ketua Komunitas Astronomi Penjelajah Langit, Eko Hadi Gunawan.
Lebih jauh Eko berharap bahwa dengan adanya kegiatan semacam ini, ilmu astronomi yang saat ini hanya bisa dipelajari di Institut Teknologi Bandung (ITB), bisa pula dipelajari di seluruh Indonesia. Menurut Eko, hal tersebut telah menjadi salah satu misi Komunitas Astronomi Penjelajah Langit, yaitu membumikan astronomi di Indonesia.
“Saat ini astronomi hanya dipelajari di Bandung. Kami ingin astronomi juga dipelajari di seluruh Indonesia. Ini salah satu misi kami, yaitu membumikan astronomi di Indonesia,” jelas Eko.
Misi untuk membumikan astronomi di Indonesia memang menjadi salah satu agenda utama dari Komunitas Astronomi Penjelajah Langit. Namun, selain itu, melalui kegiatan International Observe The Moon Night (InOMN) ini, juga bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat seputar astronomi.
“Kami berharap ketika masyarakat mendapatkan berita atau inforrmasi tentang langit, mereka jadi lebih memahami kebenarannya,” papar Eko.
Berdasarkan pantauan, animo masyarakat untuk melihat bulan secara lebih dekat sangat besar. Hal ini diakui oleh Eko yang menuturkan bahwa pada awalnya pihaknya hanya menyediakan 20 sertifikat, namun pada kenyataannya, ketika pendaftaran baru dibuka sebentar, telah masuk lebih dari 40 pendaftar.
“Saya melihat astronomi di Yogyakarta ini sangat banyak peminatnya, khususnya di bidang sains,” pungkas Eko.
Kegiatan meneropong bulan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Selain peneropongan, acara International Observe The Moon Night (InOMN) di Taman Pintar tersebut juga diisi dengan penjelasan seputar bulan, planet, bintang, hingga galaksi di jagad raya. Tak hanya itu, penyelenggara juga menawarkan untuk berbagi ilmu dalam melakukan pemotretan angkasa.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...