Mengangkat Nasionalisme dalam Film Pendek Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nasionalisme atau rasa kebangsaan masih merupakan hal menarik untuk dijadikan isi cerita dalam dunia perfilman. Oleh karena itu para sineas film pendek Indonesia masih mengambil itu sebagai konsep dasar karya mereka.
Film merupakan esensi karya seni yang dapat mengedukasi masyarakat lewat cerita. Kali ini Bentara Budaya Jakarta mengadakan pekan film pendek karya sineas muda Indonesia yang diadakan pada 30-31 Agustus 2013. Mereka menampilkan 15 karyapendek terbaik sineas muda Indonesia.Temanya, nasionalisme serta mengangkat masalah sosial di Indonesia.
Film pendek pada hakikatnya memiliki karakteristik tersendiri, berbeda dengan film panjang. Kekhasannya bukan karena sempit dalam pemaknaan, proses pembuatan lebih mudah, atau minim anggaran. Tapi, film pendek merupakan medium khusus yang memberi ruang gerak ekspresi lebih leluasa, bagi para pembuat film maupun subjek yang diteropong.
Pada Jumat (30/8), ada sembilan film pendek yang ditayangkan. Semua mengikuti alurl tema “Indonesia Banget”. Antara lain; Garis Bawah, Palak, Boncengan, Binekon: Kelapa, Sinema Purnama, Indonesiaku di tepi batas, Indonesia bukan negara Islam, Presiden Republik Abu-Abu, dan Jadi Jagoan Ala Ahok.
Selain penanyangan film pendek, dalam acara tersebut juga diadakan diskusi bersama Sutradara Andra Fembriarto. Pria yang akrab disapa Andra tersebut telah menyutradarai beberapa film pendek antara lain: Gamelan Noise, Pohon Penghujan, Sinema Purnama, dan Projek Bahagia.
Menurut alumni University of Technology Sydney, dalam pembuatan film pendek bagian tersulitnya adalah proses pendistribusiannya. Pembuatan film pendek berawal dari hobi; kini jadi profesi. Menurutnya, pembuatan film pendek bisa menjadi profesi bila ada produser yang mensponsori.
Bagaimana biaya pembuatan film pendek dibandingkan dengan film panjang? “Tergantung konsep yang digunakan, contohnya misalkan pembuatan iklan durasi 60 detik membutuhkan biaya Rp 3 miliar. Pembuatan film panjang bisa hanya perlu anggaran Rp 400 juta. Yang membedakan, konsep yang digunakan,” katanya kepada satuharapan.com.
Karier sebagai pembuat film pendek ia lakukan sejak SMP. Genre film yang sering diusungnya adalah komedi yang mengangkat unsur humaniora.
Editor : Bayu Probo
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...