Mengapa Harus Bersaing?
Persaingan melupakan keunikan.
SATU HARAPAN.COM – Tak sedikit orang berpikir bahwa bersaing itu perlu. Menurut mereka, persaingan membuat orang memaksimalkan kualitasnya. Hasil akhirnya adalah terjadi peningkatan produktifitas. Benarkah demikian? Bukankah prinsip bersaing telah mendatangkan kerusakan yang luar biasa dalam segala lini hidup? Lihat saja kehidupan beragama kita. Atau, tengok saja bagaimana negara-negara maju memperlakukan negara-negara berkembang. Bagaimana manusia memperlakukan alam? Apakah kualitas hidup manusia makin sejahtera lahir dan batin? Bagaimana dampaknya terhadap relasi antarsesama?
Akhir-akhir ini beberapa pemikir manajemen mengemukakan pemikiran yang benar-benar berbeda. Kata mereka, kunci kesejahteraan manusia adalah bersinergi dan bukan berkompetisi. Saya setuju dengan pemikiran ini, karena dua alasan.
Pertama, persaingan selalu berakhir dengan menang dan kalah. Yang menang akan maju dan yang kalah tersingkirkan. Superioritas akan muncul, yang menang menjadi subjek dan yang kalah menjadi objek. Di sini tumbuh subur perasaan lebih baik dari pihak lain. Dalam situasi demikian prinsip kebersamaan akan terkikis.
Kedua, persaingan melupakan keunikan. Padahal kita harus mengakui bahwa sejak manusia diciptakan, ia telah memiliki keunikannya. Demi persaingan, orang terpacu untuk menghasilkan sesuatu yang paling tidak sama atau melebihi pesaingnya. Lama-kelamaan terciptalah lingkaran penyeragaman. Jika demikian, orang tidak terbiasa menerima keragaman.
Tentu memaksimalkan potensi merupakan hal yang harus dilakukan. Tetapi, tidak dalam semangat bersaing, melainkan dalam semangat bersinergi. Prinsip bersinergi memberi ruang untuk hidup bersama dan menghargai keunikan. Masing-masing pihak adalah subjek, yang saling belajar, saling membangun, saling memberi dan menerima, dan lepas dari tujuan memanfaatkan dan dimanfaatkan. Dengan prinsip ini, orang terbiasa untuk keluar dari semangat memajukan diri sendiri dan bergerak dalam usaha bersama untuk saling memajukan.
Mungkinkah prinsip bersinergi diterapkan? Sungguh mungkin bila manusia mengasah karakter dan emosinya. Bukankah semangat kita adalah bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh? Mengapa harus bersaing kalau bersinergi lebih baik dan manusiawi?
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...