Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 17:26 WIB | Kamis, 04 Juni 2015

Mengapa PSSI Enggan Buka Laporan Keuangan?

Ilustrasi. Kongres PSSI 2015 di Surabaya, pada Sabtu 17 April 2015. (Foto: Antara/Zabur Karuru)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI) Helmy Atmaja mempertanyakan sikap Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang bersikukuh enggan membuka laporan keuangan kepada publik, bahkan memilih menempuh jalur hukum hingga ke Mahkamah Agung (MA).

"Kami sebagai pencinta sepak bola di Indonesia hanya ingin tahu saja bagaimana keuangan PSSI, tapi ini kenapa ngotot menolak, seakan anti-transparansi, dan lebih memilih menempuh jalur hukum sampai ke tingkat MA," ucap Helmy saat dihubungi satuharapan.com, Kamis (4/6).

Dia menjelaskan, langkah yang ditempuh FDSI yang akhirnya dikabulkan oleh Komisi Informasi Pusat (KIP) agar PSSI membuka laporan keuangan bukan bertujuan mengaudit, melainkan hanya ingin mengetahui bagaimana kondisi organisasi yang menaungi sepak bola Indonesia tersebut.

Menurut Helmy, hal tersebut wajar. Karena segala kegiatan yang dilakukan PSSI membawa nama baik Indonesia. "Jadi jangan dikatakan kalau PSSI tidak bertanggung jawab pada negara," ujar dia.

"Karena mereka (PSSI) adalah organisasi yang menarik sponsor dengan menjual Lambang Garuda yang ada di dada, sehingga publik layak mengetahui bagaimana kondisi keuangan mereka," Ketua Umum FDSI itu menambahkan.

Jangan Sangkutkan Pembekuan PSSI

Selanjutnya Helmy juga menyampaikan keinginan FDSI agar PSSI membuka laporan keuangan kepada publik tidak berkaitan dengan kondisi organisasi pimpinan La Nyalla Machmud Matalitti yang tengah dibekukan oleh induk organisasi sepak bola dunia  (Federation Internationale de Football Association/FIFA).

Sebab, menurut Helmy, keinginan FDSI tersebut sudah coba direalisasikan sejak era kepemimpinan Roy Suryo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

“Gugatan ini sudah dari era Menpora dipimpin Pak Roy Suryo, kita sedih ketika Evan Dimas (gelandang Timnas U-19) dan kawan-kawan digadang sebagai generasi emas, tapi malah diajak tur berkeliling Nusantara seperi sirkus, hingga akhirnya gagal total di Piala Asia U-19,” tutur dia.

FDSI terus mendesak PSSI membuka laporan keuangan secara terbuka dan menaati status sebagai badan publik. Pegiat FDSI Rifqi Azmi mengaku akan terus berjuang sampai tuntutan tersebut dikabulkan.

“Selaku pecinta sepak bola Indonesia kami akan terus menagih komitmen PSSI untuk dapat transparan kepada publik. Kami akan terus berjuang sampai PSSI menenuhi permintaan kami di level Mahkamah Agung,” ujar Rifqi.

Didampingi kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers, pada Rabu (3/6), FDSI mendaftarkan kontra memori kasasi ke Mahkamah Agung. Rifqi menjelaskan langkah ini merupakan lanjutan atas perjuangan menuntut transparansi keuangan PSSI yang sudah ditetapkan oleh KIP dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai Badan Publik Non Pemerintah.

Langkah ini menurutnya juga terpaksa ditempuh karena PSSI sudah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, menyusul ditolaknya banding mereka perihal gugatan FDSI di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home