Mengenal Nono, Bocah NTT Pemenang Kompetisi Matematika Internasional
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Nama Nono asal Nusa Tenggara Timur ramai dibicarakan usai menjuarai lomba Matematika Internasional Abacus World Competition tingkat dunia.
Nama lengkap Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay mengharumkan Indonesia dengan prestasinya menyabet juara pertama International Abacus World Competition 2022.
Nono berhasil menyingkirkan 7.000 peserta lainnya dalam kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia.
Bocah yang akrab disapa Nono itu adalah satu-satunya siswa asal Indonesia. Lalu, siapa Nono? Mari kita mengenalnya sekilas.
Nono lahir di Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, NTT, pada 2 April 2015. Ia lahir dari pasangan Raflim Meo Tnunai dan Nuryati Seran.
Sang ayah bekerja serabutan, dulunya kuli atau tukang bangunan. Sedangkan sang ibu merupakan guru dengan status kontrak.
Sejak kecil, Nono dikenal super aktif. Meski ia gemar bermain dengan teman-temannya, namun Nono tak menanggalkan kewajibannya belajar, membaca, dan menulis.
"Dia sejak kecil itu sangat aktif, suka lari sana-sini, bermain dengan teman-teman," ungkap Nuryati kepada jurnalis (20/1).
Nono sudah bisa berbicara lancar saat usia satu tahun.Saat berusia lima tahun dan duduk di Paud Tunas Belia, ia sudah bisa membaca. Bahkan, ia mengikuti kursus bahasa Inggris setiap pekan.
"Dia ini baru usia satu tahun sudah aktif berbicara. Saat masuk Paud dia sangat pintar. Bahkan, minta untuk ikut kursus bahasa Inggris," cerita Nuryati.
Sebetulnya, kata Nuryati, kondisi ekonomi yang pas-pasan, bahkan tak stabil membuatnya sulit memberi pendidikan lebih kepada Nono. Tetapi, kemauan Nono keras.
"Rasa ingin tahu Nono sangat tinggi. Jadi, dia paksa kami harus ikut kursus. Beli buku bacaan. Terpaksa kami turuti saja kemauannya biar semangat belajar tidak redup," kata Nuryati.
Ternyata Nono bercita-cita menjadi seperti Elon Musk.
"Saya bercita-cita ingin menjadi seperti Elon Musk, kerena mampu menciptakan pesawat tercepat dan mobil listrik tercepat," kata Nono pada Jumat, 20 Januari 2023.
Keberhasilan bocah ini membuat bangga kedua orang tuanya yang hidup sederhana di desa. Ayahnya bekerja sebagai petani dan tukang bangunan, sedangkan ibunya bekerja sebagai guru SD.
Nono merupakan bocah dengan tingkat kecerdasan di atas rata- rata karena mampu menghitung dengan cepat tanpa harus menggunakan alat hitung atau kalkulator.
Dalam keseharian hidupnya, Nono yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara ini sudah diajarkan disiplin oleh orang tuanya. Setiap hari, dia bangun pukul 5 pagi. Setelah itu dia belajar dan sarapan lalu bersiap ke sekolah. "Diawali dengan doa sebelum berangkat sekolah," ujarnya.
Setiap harinya Nono selalu diantar ayahnya dengan motor, ke sekolah dengan jarak rumah ke sekolah sejauh kurang lebih 4 kilometer.
Ibunda Nono, Nurhayati Seran, mengaku, anaknya Nono sudah mulai terlihat kecerdasannya sejak kecil, karena mempunyai daya ingat yang kuat dan selalu bertanya tentang sesuatu hal yang ingin diktahui.
"Dari kecil selalu bertanya ini dan itu. Dan akan selalu diingatnya," kata Nurhayati.
Dalam kompetisi tingkat dunia Abacus Brain Gym 2022, Nono merupakan putra asal NTT yang pertama membawa Indonesia meraih peringkat pertama dalam sejarah berdirinya kompetisi tingkat dunia Abacus Brain Gym sejak 2003 silam.
Pada kompetisi itu Nono berhasil menyelesaikan 15.201 file. Dalam 1 file, ada 10 soal jadi total soal yang berhasil dikerjakan Nono dalam jangka waktu satu tahun sebanyak 152.010 soal yang diujikan dalam bentuk virtual dan lisan dalam bahasa Inggris.
Sedangkan posisi kedua diduduki peserta dari Qatar yang mengerjakan 7.502 file atau 75.020 soal hanya setengah bagian dari soal yang berhasil dikerjakan Nono dan peringkat ketiga dari Amerika Serikat yang mengerjakan 6.138 File atau 61.380 soal.
Perolehan prestasi Caesar Archangels tersebut juga diapresiasi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bupati Kupang Korinus Masneno. Keduanya memberikan penghargaan langsung kepada pelajar dengan nama panggilan Nono itu di Kupang.
Viktor mengatakan banyak anak terlahir dari latar belakang biasa tetapi menjadi luar biasa dan berhasil dibanding anak-anak yang hanya cerdas di lembaga pendidikan saja. Nono, kata dia, merupakan contoh anak yang berhasil.
"Saya senang dan bangga melihat anak Nono. Nono membuat bangga NTT ini tentu tak lepas dari peran guru," ujarnya dilansir dari akun Instagram @viktorbungtilulaiskodat.
Arjun Erigaisi Raih 2801 Elo Duduki Empat Besar Pecatur Duni...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pecatur India Arjun Erigaisi meraih 2801 Elo, membuatnya kini menempati e...