Mengenal Sejarah Melalui Pustaka
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Perpustakaan Nasional yang akan menginjak usia ke-33 tahun pada 17 Mei nanti tentu memiliki peran penting dalam hal dokumentasi sejarah. Mulai dari buku, koran, naskah, dan juga lainnya mengandung nilai dari sebuah sejarah dan itu tersimpan dengan baik hingga sekarang.
Meski beberapa dokumen terlihat rusak, dan rentan dikarenakan usianya yang sudah ratusan tahun, namun hal tersebut tidak menyurutkan pustakawan untuk merawatnya. Selain hal tersebut rencananya juga koleksi tersebut akan dibuat secara digital melalui mikro film untuk menjaga keutuhan keasliannya.
Ketika ditanya Yeri Nurita, Ketua Kelompok Layanan Buku Langka ada sekiar 80.000 buku langka, termasuk yang tidak diedarkan pada masa orde lama dan orde baru, dari sekian jumlah buku yang ada sebanyak 330 buku akan dibuat digitalnya. Koleksi buku langka yang banyak tersebut Yeni mengatakan ada koleksi buku langka yang dibuat tahun 1556 dari Italia yang merupakan koleksi buku tertua yang ada di perpustakaan.
Menurutnya, buku tersebut merupakan volume ke-3 yang isinya terdapat cerita tentang Tanah Air Indonesia, jauh sebelum Indonesia ada yaitu berupa peta Sumatera dalam ejaan SVMTRA. Buku tersebut kini tersimpan dengan baik hanya saja cover buku tersebut sudah diganti karena sudah rusak.
Selain buku, ada juga koran tua yang sampai saat ini masih terjaga namun sedikit rusak karena bahan kertas. Koran Belanda seperti Bataviasche Koloniale Courant terbitan 1810 edisi pertama, kemudian Java Govgazette 1812, dan De Locomotief 1876 merupakan koleksi koran tua yang ada di Perpustakaan Nasional, yang berlokasi di Salemba, Jakarta Pusat.
Editor : Sabar Subekti
Dibangun Oleh Korban Penganiayaan, Bethlehem, Kota Natal AS ...
BETHLEHEM-PENNSYLVANIA, SATUHARAPAN.COM-Pada Malam Natal tahun 1741, para pemukim Moravia menamai ko...