Mengintip Karya Mahasiswa Informatika Unpar di INDEX 2018
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM – Lobby Gedung Rektorat Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), dipadati oleh berbagai stan yang dihiasi sedemikian rupa sehingga menyerupai tampilan layar komputer. Di setiap meja tersedia berbagai gawai, yang menampilkan aplikasi tertentu.
Ada aplikasi belajar digital, permainan, sistem keamanan, hingga chatbot untuk keperluan komersial, semua dengan tampilan yang menarik dan mudah dipelajari. Namun, siapa sangka bila semua program ini merupakan karya mahasiswa Program Studi Informatika Unpar.
Pameran karya mahasiswa ini, merupakan bagian dari Informatics Display and Exhibition (INDEX) 2018 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika (HMPSTIF) Unpar, selama sehari penuh, pada Jumat (2/3). Sebanyak empat belas karya aplikasi dihadirkan dalam kegiatan ini.
Aplikasi yang ditampilkan, didominasi oleh karya skripsi mahasiswa juga beberapa karya hasil tugas perkuliahan. Ada pula start-up alumni, serta proyek milik salah satu dosen Informatika, aplikasi KIRI (peta digital) yang turut meramaikan kegiatan ini.
Kebanyakan aplikasi berbasis komputer, namun ada pula yang berbasis pada gawai maupun ponsel pintar. Untuk aplikasi yang tidak dapat ditampilkan lewat demo, ada dua belas poster menarik yang menjelaskan tentang topik skripsi mahasiswa.
“Pertama, kita ingin memperkenalkan informatika Unpar ke masyarakat luas,” kata Andi Ketua Pelaksana INDEX 2018, terkait tujuan kegiatan ini. Ia menambahkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu Informatika, apalagi keberadaan Informatika di Unpar masih kurang dikenal. Lewat INDEX, diperlihatkan karya-karya mahasiswa dan lulusan Informatika yang berkualitas. “Kita ada dan kita menghasilkan lulusan-lulusan yang bagus juga,” katanya.
Menjajal Aplikasi
Salah satu keunikan pameran adalah, berbagai aplikasi yang ada dapat dicoba langsung oleh para pengunjung. Tim Publikasi pun sempat mencoba beberapa aplikasi, seperti program virtual reality (VR), juga berbagai aplikasi permainan seperti Sudoku dan Catur Jawa. Ada pula aplikasi yang membantu anak kecil untuk belajar memainkan piano dengan tampilan yang sederhana juga menarik.
“Virtual piano ini mengakomodasi buat orang-orang yang tidak punya piano atau sedang di luar dan tidak bisa memakai pianonya, dia tetap bisa belajar langsung,” kata Distra Vantari salah satu peserta terkait fitur-fitur aplikasi tersebut.
Salah satu peserta yang menarik perhatian adalah stan start-up alumni dan mahasiswa Informatika.
Aplikasi bernama ‘Tako’ ini merupakan chatbot (mesin penjawab) ,yang didesain untuk toko daring. Menariknya, program ini mampu beroperasi pada aplikasi media sosial yang kini telah tersedia, sehingga pengguna tidak perlu sulit mempelajari cara penggunaan aplikasi. “Itulah kenapa kita percaya itu bisa maju,” kata salah satu pendiri aplikasi Tako.
Selain kegiatan pameran, diselenggarakan pula Workshop Internet of Things. Workshop yang diikuti oleh siswa-siswi SMA ini membuka wawasan mereka akan berbagai kemungkinan dalam dunia informatika dan internet.
Salah satunya melalui eksperimen sederhana dengan Arduino.
“Kita bisa melakukan sesuatu lewat internet,” kata Andi.
Workshop ini didukung oleh dosen dari Program Studi Informatika yang bertindak sebagai pengajar dan pembimbing.
Andi berharap, melalui INDEX, pengetahuan masyarakat tentang informatika akan semakin luas.
“Kita ingin memperkenalkan informatika ke dunia luar,” katanya.
Di sisi lain, ia juga berharap agar dukungan dari masyarakat, melalui pameran karya mahasiswa, mampu mendorong para pembuat aplikasi, untuk meningkatkan kualitas karyanya sehingga lebih bermanfaat secara nyata bagi para penggunanya. Seperti yang ia harapkan, “Kalau misalkan aplikasi bisa berguna bagi masyarakat, kenapa tidak?”. (unpar.ac.id)
Editor : Melki Pangaribuan
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...