Menhan: Tambah Alutsista, Kekuatan TNI AU Makin Meningkat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, kekuatan TNI Angkatan Udara berangsur-angsur terus meningkat seiring bertambahnya alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AU pada 2014 ini.
"Pada tahun ini, sejumlah pesawat tempur yang telah dipesan akan berdatangan dan makin memperkuat TNI AU," kata Menhan saat serah terima pesawat tempur T-50i produksi Korea Selatan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (13/2).
Menurut dia, ke-16 unit pesawat tempur ringan bermesin jet T-50i Golden Eagle buatan Korea Selatan, itu juga menambah kekuatan Alutsista TNI AU.
Pesawat tempur T-50i yang dibeli Pemerintah Indonesia dengan nilai kontrak sebesar 400 juta dolar AS ini akan digunakan sebagai pesawat pengganti Hawk MK-53 yang menjadi bagian dari Skuadron Udara 15, Lanud Iswahyudi Madiun, di bawah Komando Operasi AU-II.
"Pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks di masa mendatang," tutur Purnomo.
T-50i adalah pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea Selatan dan dikembangkan oleh Korean Aerospace Industry dengan bantuan Lockheed Martin.
Pesawat ini mampu ditempatkan di garis depan sebagai "Light Fighter" yang dilengkapi dengan peralatan tempur "Missile Guided/Unguided", "Rocked", "Bomb", Canon 20 mm serta radar.
"Dengan kehadiran pesawat T-50i tersebut, maka status pembangunan kekuatan matra udara pada renstra 2010-2014 dalam rangka modernisasi alutsista yaitu skuadron pesawat tempur strategis Sukhoi telah lengkap sebanyak 16 unit," ujarnya.
Selain itu, lanjut Menhan, tahun ini akan datang pesawat tempur F-16 setara Blok 52 buatan Amerika Serikat sebanyak 24 unit. Sampai awal semester II tahun 2014 akan hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 skuadron dalam rangka mendukung operasi pengamanan dalam negeri.
Di samping itu, juga akan segera tiba UAV (pesawat terbang tanpa awak) untuk mengisi skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak.
Menhan juga mengungkapkan, untuk pesawat angkut sedang, secara berurutan telah tiba di Indonesia sebagian besar dari 9 unit pesawat CN-295 yang merupakan hasil kerja sama produksi antara PT DI dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1 skuadron CN-295, dan 2 unit CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut ringan.
Dalam rangka mendukung kegiatan airlift dan OMSP, telah dilakukan penambahan kekuatan sebanyak 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130H yang sudah mulai tiba secara bertahap.
TNI AU juga telah menerima dan mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter sebanyak 1 skuadron.
Selain itu, peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia sekitar 30 tahun dengan pesawat latih generasi baru yaitu Grob G-120 TP buatan Jerman sebanyak 18 unit yang rencananya akan menjadi 24 unit.
Menhan menambahkan, untuk "rotary wing", telah ditambah beberapa jenis Helikopter yaitu Helikopter Super Puma NAS-332 sebanyak 3 unit dan Helikopter Full Combat SAR EC-725 Cougar dari Euro Copter sebanyak 6 unit.
Sedangkan untuk pertahanan udara nasional, telah diperkuat dengan pengadaan PSU (Penangkis Serangan Udara) sebanyak 3 batere/6 firing unit buatan Rheinmetall Air Defense Switzerland untuk satuan-satuan di Korps Paskhas TNI AU 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai. (Ant)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...