Menilik Keindahan Tanaman Langka di Kebun Raya Eka Karya Bali LIPI
TABANAN, SATUHARAPAN.COM – Mengamati satu per satu tanaman anggrek yang tersusun rapi dan indah, dengan antusias perempuan itu melontarkan pertanyaan, “Ini jenis anggrek apa Pak?”
Salah seorang petugas yang berada di taman anggrek itu pun menjawab, “Anggrek hantu atau Taeniophyllum. Itu salah satu jenis anggrek langka.”
Lontaran-lontaran pertanyaan lanjutan pun keluar dari mulut perempuan yang sedang penasaran tersebut. Dia adalah Fitriana Hayyu Arifah, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Pada penggal pertengahan April lalu, rombongan mahasiswa mahasiswa Universitas Gadjah Mada bersama belasan pengunjung lain melakukan kunjungan khusus ke Balai Konservasi Tumbuhan (BKT) Kebun Raya Eka Karya Bali atau kerap disebut Kebun Raya Bali, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kegiatan itu bertajuk Media Tour ”Eksplorasi Hasil-Hasil Penelitian LIPI”.
Dia dan peserta kegiatan berkesempatan mengelilingi Kebun Raya Bali dari pagi hingga siang hari. Mereka dipandu oleh Bayu Adjie, Kepala Balai Konservasi Tumbuhan (BKT) Kebun Raya “Eka Karya” Bali LIPI dan beberapa orang stafnya.
Kebun Raya Bali atau Kebun Raya "Eka Karya" Bali adalah kebun botani atau taman botani tropis yang luas dan besar di Pulau Dewata, berlokasi di kawasan wisata Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, di bagian tengah pulau Bali. Jaraknya kira-kira 56 km dari Kota Denpasar.
Kebun Raya Bali juga terkenal dengan sebutan Kebun Raya Bedugul oleh masyarakat Bali, karena terletak di daerah pegunungan Bedugul dengan ketinggian di antara 1.250-1.450 di atas permukaan laut, dengan luas kebun sekitar 157.5 hektare. Temperatur pada siang hari antara 17 – 25 derajat celsius dan pada malam hari antara 10 – 15 derajat celsius.
Kebun Raya Bedugul ini didirikan pada 15 juli 1959. Kawasan ini tidak hanya digunakan sebagi pusat penelitian dan pengembangan tanaman, namun juga sebagai sarana wisata edukasi. Tumbuhan yang tumbuh di kebun ini sangatlah beragam spesiesnya. Di sana juga sebagai tempat penelitian dan pengembangan berbagai tumbuhan yang langka.
Tanaman Langka
Khusus untuk tanaman langka, Kebun Raya Bali merupakan salah satu surga bagi konservasi tanaman tersebut. Menurut Bayu, ada ratusan jenis tanaman langka di Kebun Raya Bali dari sekitar 2.424 jenis koleksi yang ada.
Di Taman Anggrek, misalnya. Di taman ini, ada sekitar 293 jenis koleksi anggrek. Dari banyak jenis anggrek yang dikoleksi, ada puluhan jenis anggrek langka dan beberapa jenis memiliki tampilan luar yang sangat menarik seperti Vanda tricolor dengan bunganya yang berwarna putih dengan hiasan merah tua kecokelatan.
“Sedangkan untuk jenis anggrek langka, beberapa di antaranya adalah anggrek kasut atau Paphiopedilum javanicum, anggrek hantu atau Taeniophyllum, serta dua jenis anggrek endemik Bali yaitu Malleola baliensis dan Calanthe baliensis,” kata Bayu.
Bayu mengatakan, koleksi anggrek-anggrek langka awalnya merupakan anggrek liar yang sudah jarang ditemui di alam. Keberadaannya semakin terancam, karena hilangnya habitat akibat konversi lahan dan penebangan hutan, atau pengambilan berlebih di alam untuk tujuan perdagangan.
Selain anggrek, koleksi tanaman langka lain adalah bunga bangkai. Kemudian ada pula jenis tanaman upacara adat yang langka seperti majegau (Dysoxyllum meliaceae). “Tanaman ini kami dapatkan pohonnya di Desa Tenganan, Karangasem,” kata Bayu.
Fungsi Konservasi
Secara umum, Bayu menyebutkan beragam jenis tanaman langka di Kebun Raya Bali menunjukkan salah satu fungsi kebun raya ini sebagai tempat konservasi tumbuhan. “Kebanyakan koleksi merupakan tumbuhan yang berada di dataran tinggi Indonesia bagian timur,” katanya.
Jenis koleksi tumbuhan yang ada di Kebun Raya Bali mulai dari pohon raksasa hingga jenis tanaman hias yang cantik nan eksotik. Selain 293 jenis anggrek, ada 75 jenis bambu, 203 jenis tumbuhan paku, 334 jenis tanaman obat, 96 jenis begonia, dan 212 jenis tanaman untuk upacara adat. Sedangkan untuk tanaman koleksi umum sebanyak 1.324 jenis.
Kebun Raya Bali selain berfungsi sebagai tempat konservasi, juga memiliki fungsi lain yakni sebagai tempat penelitian, pendidikan lingkungan, jasa lingkungan, dan juga pariwisata.
“Visi kami saat ini adalah menjadi kebun raya berkelas dunia yang menjadi referensi nasional maupun internasional dalam bidang konservasi ex-situ (di luar habitat, Red) tumbuhan pegunungan tropika dan pelayanan dalam aspek botani, pendidikan lingkungan, hortikultura, lansekap dan pariwisata,” kata Bayu. (lipi.go.id)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...