Menkes Hadiri Pertemuan Ebola di Bangkok
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kasus ebola mencapai 18.000 kasus dan 6.841 orang meninggal per 13 Desember. Maka, perlu kesiapan sistem kesehatan di kota-kota besar Asia, dalam menangani virus ebola.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan pejabat kementerian kesehatan menghadiri pertemuan yang membahas penanggulangan ebola di Bangkok, Thailand, dalam acara “ASEAN plus three Health Minister Special Meeting on Ebola Preparedness and Response”.
Acara pembukaan pertemuan ebola, salah satu wabah terbesar yang dialami dunia, dibuka langsung oleh Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prayut Chan-o-cha. “Pada kesempatan itu disampaikan video message dari Dr. Margaret Chan, Dirjen WHO, dan Anthony Banbury, Ketua Misi PBB untuk Tanggap Darurat Ebola (UNMEER)," kata Kepala Balitbangkes, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, menurut rilisnya dari Bangkok pada (15/12).
Beberapa kesimpulan dalam pertemuan antar Menkes ini, untuk menunjang penanggulangan ebola di kawasan ini pada tingkat nasional. Yaitu, memperluas ruang lingkup EID preparedness plan atau Rencana kesiapsiagaan Penyakit menular dengan memasukkan pandemi dan ebola. Meningkatkan kapasitas nasional sesuai WHO roadmap. Dan, surveilans di pintu masuk negara.
Yang lainnya, memberikan prioritas tinggi, antara lain: simulasi multisektor, operation center, respons terkoordinasi dan lain-lain. Juga, meningkatkan pengetahuan masyarakat atau public awareness.
Pada tingkat regional penganggulangan dilakukan dengan meningkatkan kerja sama pencegahan, informasi, pengalaman, pelatihan, investigasi wabah, penelusuran kontak, laboratorium. Juga, memperkuat mekanisme regional untuk preparedness and response, meningkatkan sarana komunikasi antar Kementerian Kesehatan.
Selain itu juga membuka kemungkinan kerjasama dukungan sumber daya, dan riset. Termasuk di dalamnya, memperkuat sistem kesehatan melalui SDM kesehatan, pelayanan kesehatan primer dan Universal Health Coverage.
Keputusan pada tingkat global. Mendukung dan membantu negara terjangkit ebola, dalam bentuk surveilans dan respons. Bantuan sumber daya ke negara terjangkit, dalam bentuk SDM, alat, anggaran, logistik, laboratorium, termasuk kemungkinan evakuasi tenaga internasional yang tertular. Perlu kerja sama multisektor untuk penanggulangan dan juga pemulihan wabah, serta mencegah wabah di masa mendatang. (balitbangdepkes.go.id)
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...