Menkeu: Belanja Pemerintah 2014 Meningkat Akibat Subsidi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri mengatakan belanja pemerintah pusat pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 tetap mengalami peningkatan meskipun telah dilakukan pemangkasan belanja karena kenaikan belanja subsidi energi yang tinggi.
"Beban subsidi naiknya cukup tinggi maka belanja pemerintah naik meski sudah dilakukan pemotongan," katanya dalam pemaparan APBN-P 2014 di Jakarta pada Kamis (19/6).
Pagu belanja pemerintah dalam APBN-P 2014 telah ditetapkan sebesar 1.280,4 triliun rupiah atau naik 30,4 triliun rupiah dari pagu dalam APBN 2014 sebesar 1.249,9 triliun rupiah.
Dari pagu belanja pemerintah tersebut, belanja kementerian-lembaga turun 35,5 triliun rupiah dalam APBN-P menjadi 602,3 triliun rupiah dari pagu sebelumnya di APBN sebesar 637,8 triliun rupiah.
Namun, belanja non kementerian-lembaga yang mencakup belanja energi, meningkat 66 triliun rupiah dalam APBN-P menjadi 678,1 triliun rupiah, dari pagu sebelumnya di APBN sebesar 612,1 triliun rupiah.
Subsidi energi yang ditetapkan sebesar 350,3 triliun rupiah berasal dari subsidi bahan bakar minyak (BBM) 246,5 triliun rupiah yang naik 35,8 triliun rupiah dari pagu APBN 210,7 triliun rupiah dan subsidi listrik 103,8 triliun rupiah, yang naik 32,5 triliun rupiah dari APBN 71,4 triliun rupiah.
Postur APBN-P 2014 itu telah memperhitungkan pengendalian belanja yang dilakukan melalui pembatasan volume konsumsi BBM bersubsidi, penyesuaian tarif listrik, pemotongan belanja kementerian-lembaga 43 triliun rupiah dan penghematan belanja non kementerian-lembaga.
Dengan upaya pengendalian belanja tersebut, maka Chatib memastikan defisit anggaran pada tahun anggaran 2014 berada dalam kisaran 2,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Kalau tidak dilakukan apa-apa, defisit anggaran bisa mencapai 4,69 persen, tapi dengan berbagai upaya, defisit berhasil ditekan hingga 2,4 persen," katanya.
Pemerintah telah menetapkan asumsi dasar makro dalam APBN-P 2014 antara lain pertumbuhan ekonomi 5,5 persen, inflasi 5,3 persen, nilai tukar rupiah 11.600 rupiah per dolar AS, tingkat bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan 6,0 persen.
Kemudian, asumsi dasar lainnya yaitu harga minyak mentah Indonesia sebesar 105 dolar AS per barel, lifting minyak bumi 818.000 barel per hari dan lifting gas 1.224 ribu barel setara minyak per hari.
Berdasarkan besaran asumsi dasar yang disepakati maka postur APBN-P 2014 antara lain pendapatan negara ditetapkan sebesar 1.635,4 triliun rupiah dan belanja negara sebanyak 1.876,9 triliun rupiah. Dengan demikian, defisit anggaran mencapai 241,5 triliun rupiah atau 2,4 persen terhadap PDB. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...