Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:29 WIB | Kamis, 22 Oktober 2015

Menkeu: Ketidakpastian Ekonomi Global Negara Maju Pun Krisis

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai dalam ketidakpastian ekonomi global seperti saat ini, negara maju-pun mengalami krisis ekonomi.

"Dalam situasi ini, ketika ekonomi global hadapi ketidakpastian, negara maju juga alami krisis, karenanya dukungan bank dunia sangat penting," kata Bambang Brodjonegoro di Jakarta, hari Kamis (22/10).

Hal tersebut dikatakan Bambang dalam sambutannya di acara peluncuran Laporan Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia (Indonesia Economic Quarterly/IEQ) edisi bulan Oktober 2015 di wilayah Sudirman, Jakarta.

Bank dunia, kata Bambang, akan memberi pesan kuat bagi pasar mengenai pembangunan ekonomi Indonesia, risiko dan lainnya.

Bambang juga mengatakan kondisi ekonomi global saat ini tidak baik bahkan IMF merevisi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 3,3 persen di Juli dan jadi 3,1 persen pada Oktober saat ini.

"Kinerja negara maju terpengaruh, AS yang awalnya diharapkan jadi pendorong ekonomi dunia masih berupaya bangkit, Eropa juga bahkan Jepang pun masih lemah terlebih Tiongkok mendevaluasi mata uang, ketidakpastian ini jadi fenomena yang akan mempengaruhi ekonomi berkembang, termasuk Indonesia," katanya.

Kendati demikian, Bambang masih optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan indikator makro dalam negeri yang masih baik seperti sektor Inflasi yang tidak terlalu besar, FDI yang menunjukan tren baik setidaknya naik 15 persen per kuartal, dengan neraca dagang surplus 7 miliar dolar AS sejak Januari.

"Pertumbuhan Ekonomi Indonesia sudah berhasil navigasi atau melalui ketidakpastian. Salah satu indikator sisi positifnya adalah keputusan S&P menjadi stabil dengan mendekati tingkat investasi," katanya.

Selain itu, Bambang juga menyatakan `Isue Bond` merupakan saksi kemampuan Indonesia menangani masalah dan bisa menjaga hutang di bawah 25 persen selama lima tahun dan berkomitmen untuk mempertahankan defisit APBN di bawah tiga persen.

"Saya senang kami sudah siapakan kebijakan startegis untuk menagani kondisi saat ini yang butuh strategi fiskal jangka pendek," ujarnya.

Menurut Bambang reformasi anggaran adalah awal penting untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, dirinya juga berusaha untuk menaikkan belanja negara pada sektor yang produktif.

"Kami juga sudah reformasi subsidi yang digunakan untuk infrastruktur. Ini kali pertama dalam sejarah," tuturnya. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home